Yuk Purwogondo, Kita Makan Ikan!
Purwogondo, Jepara (18/1) – Walau Jepara banyak pantai, namun Desa Purwogondo jauh dari pantai. Guna mengkonsumsi ikan, warga Desa Purwogondo membeli dari pasar. Ibu-ibu PKK di Desa Purwogondo, khususnya RT 08, merasa belum mengetahui bagaimana cara memilih ikan segar dan memberi perlakuan sebelum memasak. Padahal hal ini penting untuk menjamin mutu dari ikan yang dikonsumsi agar gizi yang terkandung dalam ikan dapat optimal saat dikonsumsi.
Kondisi ini mendorong Risma Kusuma, mahasiswa perikanan, memberi edukasi yang berkaitan dengan cara memilih ikan segar dan perlakuannya sebelum diolah. Kegiatan diadakan di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT 08 yang beranggotakan ibu-ibu sebanyak dua puluh orang. Pada pukul 16.00 WIB, mahasiswa mulai perjalanan menuju tempat PKK yang terletak di dekat Water Boom Tiara.
PKK dimulai pada pukul 16.30 WIB dan diawali dengan pembacaan umul kitab serta menyanyikan lagu mars PKK dan mars Jepara, serta sambutan oleh tuan rumah dan petinggi desa. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan informasi dari Risma terkait dengan cara pemilihan ikan segar. Cara penyampaian dengan menggunakan peraga langsung, yakni ikan lele segar yang baru dibersihkan dan ikan sardenela yang tidak segar. Lalu dilakukan praktek serta memandu ibu-ibu untuk ikut membedakan ciri-ciri ikan segar. Ikan segar dibuktikan dengan mata ikan yang cerah, sisik tidak lepas dari tubuh, insang masih berwarna merah, daging ketika ditekan kembali ke posisi semula.
Selanjutnya diberikan pencerdasan terkait perlakuan ikan segar saat menyimpan di rumah sebelum dikonsumsi. Risma berkata “Ikan segar dapat bertahan di freezer 2-3 hari. Setelah itu jangan dikonsumsi lagi, karena beberapa organ serta dagingnya sudah turun mutu atau rusak”. Selain dalam freezer dijelaskan juga untuk penyimpanan ikan setelah dari pasar. Caranya ikan segar di dalam plastik dikeluarkan terlebih dahulu, dibersihkan insang dan ususnya, lalu dimasukan dalam tempat makan yang kering, sehingga sudah tidak ada air yang bisa menjadi perantara bakteri. Setelah itu baru dimasukan ke freezer. Jika tidak mempunyai lemari es, dapat menggunakan es batu yang dipecahkan kecil-kecil dan diletakkan di dasar serta diatas ikan yang masih segar.
Ibu-ibu desa sangat tertarik dengan pemaparan Risma, sehingga ada beberapa yang bertanya terkait dengan pengolahan ikan dan juga daging merah. Selesai sesi tanya jawab, dibacakan kesimpulan dari penyampaian. (edzul)