PRODUSEN TEMPE DESA WULED INI MASIH BERTAHAN DI TENGAH TINGGINYA HARGA KEDELAI

Wuled, Tirto (17/1)  Tim I Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Kab. Pekalongan Kec. Tirto desa Wuled berkesempatan untuk mengunjungi industri rumah tangga pembuatan tempe sekaligus ikut membantu proses pembuatan dari awal sampai akhir. Di desa Wuled terdapat beberapa industri pembuatan tempe, salah satunya adalah produksi tempe milik keluarga Bapak Isnoyo (Ketua RT 05 RW 01 Desa Wuled). Pak Isnoyo dan keluarga sudah cukup  lama menggeluti usaha pembuatan tempe ini. “Dulu masih banyak yang buat tempe, sekarang tinggal sedikit karena terkadang bahan baku naik turun harganya”, tutur Pak Isnoyo ketika menceritakan keberadaan industri tempe di masyarakat sekarang yang ternyata sudah langka.

Proses pembuatan tempe tidak terlalu rumit. Dimulai dari pembelian bahan baku berupa kedelai putih. Kedelai kemudian direbus dan di rendam dalam waktu satu malam. Kedelai yang sudah direbus kemudian dimasukan ke dalam tong besar untuk dipisahkan kulit arinya. Selanjutnya dilakukan peragian dan ditiriskan. Tahap terakhir adalah pengemasan. Pengemasan tempe menggunakan plastik biasa dan belum terdapat label merek atau logo produk. Hasil produk dipasarkan ke pasar-pasar dan ke warung-warung. Selain itu, Pak Isnoyo juga menerima pesanan tempe dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya untuk orang hajatan. Namun, teknik pemasaran yang digunakan sejauh ini hanya dari mulut ke mulut. Dalam satu hari, bahan baku yang dibutuhkan adalah sekitar 60 kg kedelai dan hasilnya bisa mencapai 500 bungkus tempe.

Sistem pembuangan limbah industri tempe ini masih sangat sederhana. Limbah pengolahan disalurkan melalui pipa dan langsung disalurkan ke sungai buangan. Sedangkan untuk ampas kedelai atau kulit ari diberikan ke tetanggan untuk dijadikan pakan ternak.

tempe 3

Gambar 1. Proses Perebusan Kedelai

TEMPE 2

Gambar 2. Hasil Produk Tempe

TEMPE 1 Gambar 3. Proses Pengemasan Tempe Dibantu oleh Mahasiswa KKN

Editor: Dr.-Ing. Silviana, ST.,MT.

Review: 26 Januari 2017

Comments: Apa kendala selain harga? misal pembuangan limbahnya bagaimana karena tinggi kandungan organiknya