KWENTANG: INOVASI KULINER KHAS DESA TOLOKAN
Tidak hanya mewujud dalam donat maupun keripik, ternyata kentang juga dapat diolah menjadi kwitiau seperti inovasi kuliner yang dikembangkan oleh Tim 1 KKN Undip tahun 2020 di Desa Tolokan. Kwentang (Kwitiau Kentang) yang juga merupakan produk dari program multi-disiplin tersebut mendapat sambutan sangat baik dari warga, Tim KKN terkait bahkan diminta untuk dua kali mengisi kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang melibatkan lima RT setelah kegiatan selesai dilakukan di Balai Desa pada Senin (27/1).
Selain melakukan demo masak terkait Kwentang, Tim 1 KKN UNDIP Desa Tolokan juga memaparkan pembuatan briket dari kulit kentang. Keduanya merupakan satu kesatuan dari ‘Pengembangan Ekonomi Lokal’ yang sebenarnya menjadi jantung dari program multi-disiplin dari tim KKN terkait.
Lebih lanjut tentang Kwentang, inovasi ini juga tidak muncul dengan tiba-tiba. Tim 1 KKN UNDIP terkait melakukan survei dan analisis sebelum menemukan bahwa kentang adalah komoditas yang sangat berpotensi di Desa Tolokan.
Terkait komoditas yang mendominasi perkebunan Desa Tolokan, ternyata kentang yang dimaksud bukan yang biasa ditemui di pasar. Melainkan, kentang tipe putih (white potato) atau kentang tes yang khusus untuk olahan gorengan seperti keripik dan perkedel.
Usut punya usut, Desa Tolokan telah memiliki perjanjian kerjasama dengan Indofood dalam perkebunan kentang. Indofood memberikan benih kentang kepada warga, lalu kemudian membelinya dengan harga sekitar 7.000 rupiah per kilo.
Setelah adanya perjanjian tersebut, pendapatan warga Desa Tolokan di bidang perkebunan menjadi lebih konsisten. Sebelumnya, para petani berkali-kali ditipu tengkulak. Mulai dari hasil panen tembakau hingga budidaya tanaman hias.
Dengan kondisi demikian, masyarakat seperti di’nina-bobo’kan dengan kerjasama kentang oleh Indofood. Mereka pun enggan untuk mengolah komoditas tersebut selain menjadi keripik. Padahal, banyak kentang hasil panen warga yang tidak sesuai grade atau kriteria Indofood. Tentu hal itu menyebabkan potensi ekonomi yang dimiliki Desa Tolokan tidak dapat dirasakan secara optimal.
Tim 1 KKN UNDIP Desa Tolokan pun melakukan inovasi kuliner berupa Kwentang (kwitiau kentang). Inovasi ini adalah pertama di Indonesia, memadukan mie kwitiau dengan kentang. Setelah melalui ujicoba sebanyak enam kali, akhirnya resep pembuatan kwitiau yang lebih kenyal pun dapat ditemukan.
Tidak seperti kwitiau pada umumnya, Kwentang memiliki tekstur yang lebih kenyal namun kaya akan serat. Sehingga, sangat cocok menjadi alternatif diet yang sehat karena konsumen tidak perlu takut berat badannya akan naik. Tidak berhenti disitu, Kwentang juga menyajikan proyein dengan kualitas yang tinggi karena kandungan kentang putih yang dimilikinya. Selain itu, produk inovasi ini juga ramah untuk penderita diabetes.
Inovasi Kuliner Kwentang ini diharapkan dapat menstimulus perekomonimian masyarakat Desa Tolokan. Kemudian juga menjadi pematik kreatifitas warga dalam mengoptimalkan potensi desa.