WARGA CLAPAR MENCUCI DENGAN MINYAK JELANTAH

tes

Minyak jelantah merupakan salah satu limbah cair yang sudah tidak asing bagi masyarakat terutama para ibu rumah tangga. Minyak yang dihasilkan dari proses penggorengan ini merupakan minyak yang kotor dan sudah bercampur dengan lemak makanan yang digoreng sehingga memiliki warna, rasa, dan aroma yang berbeda.

 

“Minyak jelantah ini sering terbuang mbak, jadi tidak terpakai” kata ketua karangtaruna desa Clapar, Pak Muhtadin saat ditemui di rumahnya.

 

Mengamati permasalahan ini, Fauziah, mahasiswa KKN Desa Clapar pun memutar otaknya agar limbah jelantah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satunya dengan mengubahnya menjadi sabun cuci. Upaya ini lalu dilanjutkan melalui pelatihan kepada Karangtaruna desa Clapar pada hari Jum’at, 24 Januari 2020.

 

Di kegiatan ini, Fauziah menerangkan, proses pengubahan minyak jelantah menjadi sabun kepada karangtaruna. Sebelumnya Fauziah juga meminta agar karangtaruna membawa minyak jelantah.

“Sabun dari minyak jelantah ini saya harap dapat mengurangi dampak yang diberikan pada lingkungan dan dapat berkembang lagi menjadi ajang kreatifitas masyarakat” kata Fauziah.

 

Pada tahap pengolahan, Fauziah menerangkan, untuk mengelola minyak jelantah hanya membutuhkan soda api atau NaOH yang dapat dibeli di toko bangunan.

 

Pembuatan sabun ini cukup selama 1 jam saja. Kemudian agar sabun dapat digunakan, sabun didiamkan sehingga memakan waktu hingga 30 hari.

Sabun dari minyak jelantah ini sementara baru bisa dimanfaatkan untuk mencuci kain atau piring. Efeknya pun sudah menunjukkan hasil yang baik.

 

Fauziah berharap, sabun dari minyak jelantah ini akan terus dimanfaatkan dan dikembangkan oleh masyarakat kedepannya. Termasuk mengkaji lebih lanjut pemanfaatannya pada kulit tubuh untuk kesehatan dan kebersihanya.

 

Ketua Karangtaruna Clalpar, Muhtadin, mengaku anggotanya sangat antusias mempelajari hal baru.

“Pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah dari mbak Fauziah ini sangat menarik dan unik. Masa iya jelantah bisa jadi sabun” kata Pak Muhtadin

 

Seperti diketahui, warga Clapar saat ini belum mengetahui cara mengelola limbah cair seperti minyak jelantah. Selama ini, kata Pak Muhtadin, hampir sebagian besar warga menggunakan minyak jelantah sampai habis atau membuang minyak jelantah ke selokan. Padahal cara demikian tidak baik untuk kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan. Oleh sebab itu, program sabun dari minyak jelantah menjadi salah satu cara tepat dalam menghadapi masalah tersebut.

editor: nikie