Menjaga Bilik Swab Agar Tetap Berfungsi dengan Baik dan Awet
Tembalang (21/05) Bilik Swab merupakan peralatan medis yang masih jarang keberadaannya di Indonesia, dan akibat adanya pandemi Corona atau Covid-19 ini maka bilik swab mulai banyak dikenal dan dibutuhkan bagi tenaga para medis.

Terkait akan hal tersebut Tim KKN Tematik Undip bekerjasama dengan D-DART telah membuat bilik swab dan juga melakukan inovasi serta tak lupa menyediakan informasi terkait metode penggunaan maupun modul perawatan bilik tersebut.
Secara umum bilik Swab ini terdiri atas sarung tangan dan kerangka beserta dinding penutupnya. Adapun perawatannya perlu memahami bahan-bahan atau material yang digunakan dalam pembuatan bilik tersebut, sehingga bahan dan cara perawatan menyesuakan akan hal tersebut diatas.
Terdapat dua cara mudah agar bilik Swab tetap bisa berfungsi dengan baik dan awet, yaitu dengan tetap menjaga permukaan dinding yang berkontak langsung dengan pasien dalam kondisi steril dan juga menjaga kondisi bilik agar tidak lembab. Cara yang dapat dilakukan agar tetap steril adalah dengan selalu membersihkan permukaan yang berkontak langsung dengan pasien menggunakan disinfektan yang didalamnya terdapat bahan aktif sodium hipoklorit (NaOCl) ataupun yang mengandung alkohol dengan kadar 70% dan juga semua permukaan dan dimungkinkan terpapar virus tsb. Selain itu pula, perlu menjaga bilik Swab pada kondisi selalu kering hal ini agar menjauhkan bilik Swab dari kondisi lembab serta perlu dalam meletakkan atau menyimpannya pada tempat yang memiliki sirkulasi udara yang baik agar tidak cepat rusak karena kelembapan atau hal yang tidak kita inginkan.
Anjuran perawatan tersebut juga telah dijelaskan dalam modul yang telah dibuat oleh mahasiswa tim KKN Tematik Undip Covid-19 kolaborasi dengan D-DART. Harapannya, modul tersebut dapat membantu bagi tenaga medis yang menggunakan dan juga bisa menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menjaga dan merawa bilik Swab agar awet dan tahan lama.
