Pendampingan dalam Pemanfaatan Bunga Melati dan Lidah Buaya untuk Produk Handsanitizer

Kejambon, Taman, Pemalang (23/07/19). Pada hari Selasa telah dilakukan program kerja “Pendampingan dalam Pemanfaatan Bunga Melati dan Lidah Buaya untuk Produk Handsanitizer”, program kerja tersebut merupakan pemberian edukasi secara bertahap terkait manfaat bahan alami sebagai handsanitizer. Yang mana program ini dilakukan oleh M.Faisal El Hakim dari Tim II KKN 2019, kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan agar masyarakat dapat membuat handsanitizer nya sendiri dengan bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar desa.

Bagian dari melati yang dimanfaatkan untuk bahan baku industri adalah bagian kuncup bunga yang belum mekar. Sedangkan bagian lainnya seperti bunga yang sudah terlanjur mekar, serta kuncup yang rusak, tidak termanfaatkan. Harga kuncup melati di pasaran pun beragam tergantung dari musimnya. Rentang harganya berkisar antara Rp 10 ribu hingga paling mahal mencapai Rp 150 ribu per kg.

Melihat situasi ini Mahasiswa Undip mengajak pemilik perkebunan melati serta masyarakat sekitar untuk mengolah sendiri bunga melati menjadi hand sanitizer. Proses pengolahan sisa panen melati menjadi parfum terdiri dari beberapa metode, yaitu menggunakan air rebusan melati kering kemudian dicampur dengan serai wangi (Cymbopogon citratus). Air rebusan tersebut lalu didiamkan selama 1 x 24 jam untuk didapatkan aroma melati serta warna yang tidak terlalu pekat. Rebusan melati ini dikemas dalam bentuk botol plastik.