Pemanfaatan bekatul sebagai sumber serat pangan pensubstitusi terigu pada proses pembuatan brownies kukus di Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal

Pagerbarang, Tegal(16/07/19). Pada hari Selasa telah dilakukan program kerja pengabdian masyarakat “Pemanfaatan bekatul sebagai sumber serat pangan pensubstitusi terigu pada proses pembuatan brownies kukus di Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal”, program kerja pengabdian tersebut merupakan penerapan bekatul sebagai bahan alternatif sebagai bahan utama produk olahan brownies kukus. Yang mana program ini dilakukan oleh drh. Siti Susanti, Ph.D dari Pengabdian Masyarkat Tim II KKN 2019, kegiatan ini ditujukan untuk masyarakat umum. Kegiatan ini dilakukan agar bekatul dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin serta dengan adanya bahan alternatif, produsen brownies kukus memiliki diversifikasi produk luaran pada akhirnya.
Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh sekam. Bulir adalah buah sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia sejati, seperti padi, gandum, dan jelai. Istilah bekatul terutama disematkan kepada padi, karena serealia inilah yang dikenal dalam budaya Nusantara. Namun, bekatul dapat diperoleh pula dari jagung, gandum, milet, serta jelai.
Asal usul bekatul secara anatomi adalah lapisan aleuron dan sebagian perikarp yang terikut. Aleuron adalah lapisan sel terluar yang kaya gizi dari endospermium, sementara perikarp adalah bagian terdalam dari sekam. Bekatul padi dapat dilihat pada beras yang diperoleh dari penumbukan. Proses pemisahan bekatul dari bagian beras lainnya dikenal sebagai penyosohan (polishing) untuk memperpanjang masa penyimpanan beras, sekaligus memutihkannya.(Wikipedia)