PPPUD Minyak Atsiri Daerah Blado Kabupaten Batang Melalui Aplikasi Teknologi Untuk Diverifikasi dan Hilirasi Produk Berbasis Minyak Atsiri

Batang (Juni, 2019). Telah dilakukan program kerja pengabdian masyarakat “PPPUD Minyak Atsiri Daerah Blado Kabupaten Batang Melalui Aplikasi Teknologi Untuk Diverifikasi dan Hilirasi Produk Berbasis Minyak Atsiri”, program kerja pengabdian tersebut merupakan kegiatan menambah jenis diversifikasi produk minyak atsiri dengan berbagai macam inovasi yang meliputi banyak jenis minyak atsiridan dalam skala yang lebih besar, tidak hanya nilam. Yang mana program ini dilakukan oleh Prof Zainuri, Prof Endang, dan Dr Hermin Pancasakti Kusumaningrum. dari Pengabdian Masyarkat Pengembangan Produk Unggulan Daerah(PPUD) 2019, kegiatan ini ditujukan untuk UKM dan kelompok wanita tani. Kegiatan ini dilakukan agar diversifikasi produk minyak atsiri, diversifikasi produk turunan minyak atsiri menggunakan aplikasi teknologi tepat guna, membantu hilirisasi produk melalui pengurusan perijinan dan pengembangan pemasaran berbasis digital.

Minyak atsiri merupakan produk unggulan ciri khas Kabupaten Batang yang menempati peringkat ke 3 di Indonesia dan terdiri dari berbagai jenis mulai dari minyak cengkeh, nilam, serai wangi maupun yang lain. Sampai saat ini produksi minyak atsiri belum dapat memenuhi kebutuhan eksporyaitu sekitar 30-50% dari kebutuhan dunia. Minyak atsiri Indonesia mempunyai pangsa pasar lebih dari 90% kebutuhan dunia atau sekitar 35-40% dari total nilai ekspor minyak atsiri. Dari jumlah tersebut 700 ton di antaranya dipasok dari Indonesia. Minyak atsiri di Kabupaten Batang memiliki30UKM yang bekerja secara sinergis di bidang wirausaha produksidan pengolahan minyak atsiri. Pangsa pasar minyak atsiri Batang cukup tinggi, sangat terbuka dan cepat berkembang sehingga mempunyai potensi nilai ekonomi yang tinggi. Pengembangan minyak atsiri berupa minyak nilam di Batang telah dilakukan oleh tim dari Universitas Diponegoro dengan hasil sangat menggembirakan dengan menghasilkan mulai dari kebun bibit unggul nilam di BP3K sampai diversifikasi produk turunan minyak nilam melalui gerakan ekonomi UKM dan kelompok wanita tani. Permintaan produk turunan hasil dari kedua program tersebut terus mengalir dari dalam maupun luar negeri namun menimbulkan permasalahan tersendiri karena keterbatasan biaya modal untuk produksi. Selain itu perlu terus dilakukan diversifikasi dan optimasi produk serta pengurusan proses perijinan agar tidak menjadi kendala. Perlu segera dicari jalan keluarupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Usulan PPPUD mempunyai inovasi yangg meliputi banyak jenis minyak atsiri dan dalam skala yang lebih besar, tidak hanya nilam.