PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SIRUP JAHE DENGAN SIRATIS
SEMARANG-Rendahnya produktivitas dan kualitas minuman sirup jahe melatarbelakangi tim penelitian kesejahteraan masyarakat dosen Universitas Diponegoro (Undip) untuk menggagas inovasi “SIRATIS” (Pasteurisasi dan Pemeras Otomatis).
Moch. Abdul Mukid S.Si, M.Si dan Ratih Indrawasri S.KM, M.Kes menerapkan SIRATIS pada UKM Minuman Sirup Jahe Tazzaka terletak di Dusun Pledokan RT 03 RW 01 Desa Pledokan Kecamatan Sumowono melalui Program Kemitraan Masyarakat Penerapan Teknologi (PKM-PT) Dikti 2019, Senin 16 September 2019.
Jahe merah yang dalam nama latinnya Zingiber officinale, merupakan tanaman rimpang yang sangat terkenal sebagai rempah-rempah dan juga sebagai bahan obat. Untuk saat ini, pemasok jahe terbesar di dunia adalah Equador dan Brazil.
Masyarakat Indonesia umumnya telah mengenal dan memanfaatkan jahe merah dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan, seperti bahan campuran bahan makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lainlain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat pedesaan sampai tingkat modern di masyarakat perkotaan. Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe merah untuk bahan baku industri meningkat terus, sehingga pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, cukup dan berkesinambungan makin terasa menjadi suatu keharusan.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Semarang, Rohadi, sedikitnya 20.000 kilogram atau 20 ton jahe merah dihasilkan oleh para petani di sana untuk setiap kali panen.
“Puluhan ribu kilogram jahe itu dihasilkan oleh sekitar 1.200 orang petani yang mengelola lahan seluas 300 hektare.” katanya
Desa Pledokan terkenal dengan potensi jahe merah yang tergolong besar, namun masih banyak para petani jahe merah di desa tersebut yang mengeluh kesulitan dalam memasarkannya.
Usaha Kecil dan Menengah Minuman Serbuk Jahe Tazzaka merupakan suatu usaha industri yang sangat berpotensi dan merupakan sumber penghasilan penduduk desa Pledokan selain menjadi petani jahe yang mempunyai kapasitas 40 botol/hari (1 botol = 800 ml) dengan harga Rp. 14.000,00/botol. Namun demikian, proses produksi minuman sirup jahe alang-alang di industri Sumowono dengan jumlah karyawan 5 orang sampai saat ini masih memiliki beberapa kendala yang sangat berarti, salah satunya adalah pada proses pemerasan jahe untuk mendapatkan sari jahe yang dilakukan secara manual menggunakan tangan sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan sari jahe dan proses pasteurisasi yang dilakukan juga masih sangat konvensional dan memakan waktu. Hal tersebut menyebabkan kapasitas produksi sulit ditingkatkan utnuk memenuhi kebutuhan pasar.
SIRATIS dibuat untuk menyelesaikan permasalahan mitra tersebut. Alat mesin pemeras otomatis hasil desain dan pabrikasi serta alat pasteurisasi mekanis akan dioperasikan di UKM Minuman Sirup Jahe Tazzaka yang memproduksi minuman sirup jahe pada kapasitas terpasang 80 botol/hari dengan harga Rp. 14.000,00/botol. Selain itu, unjuk kerja alat ini juga selalu dimonitor dengan indikator: kualitas produk sirup jahe (kekentalan), kecepatan proses alat mesin pemeras otomatis dan alat pasteurisasi mekanis, kapasitas yang dapat diproduksi per hari, serta biaya operasional untuk proses produksi.
Setelah melakukan sosialisasi, tim PKM-TP akan mulai menerapkan SIRATIS di UKM Minuman Sirup Jahe Tazzaka Desa Pledokan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Diharapkan dengan menggunakan SIRATIS, UKM lain dapat termotivasi untuk membuat alat serupa dalam rangka menjaga keberlangsungan proses produksi, dan meningkatkan kualitas serta kapasitas produk.