MODUL DESAIN ALAT APUNG UNTUK KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP ANCO

Demak (April, 2019) – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro diketuai oleh Sunarso Sugeng bersama Sulaiman, Samuel Febriary Khristyson dan Adi Kurniawan Yusim melaksanakan program pengabdian masyarakat yaitu modul desain alat apung untuk kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap anco kepada masyarakat desa Bedono, kabupaten Demak.
Sejauh ini penggunaan anco sering menggunakan bahan bambu sebagai rangkanya. Pemanfaatan material bambu untuk berbagai keperluan sudah sejak lama dilakukan. Mulai dari bahan konstruksi, bahan bangunan, furnitur, alat musik hingga bahan baku kerajinan tangan. Mendesain alat apung merupakan proses interaktif terutama pada tahap awal, dimana dibutuhkan informasi mengenai kondisi lingkungan sebagai wilayah operasionalnya.
Perkembangan teknologi alat apung sering kali mengabaikan pengaruh ukuran dan bentuknya. Belum terlalu banyaknya penelitian mengenai interaksi gaya-gaya luar terhadap struktur bangunan apung. Modul alat apung yang dimaksud adalah alat apung sebagai sarana untuk pernunjang penangkapan ikan. Modul desain alat apung untuk kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap anco dapat mengoptimalkan hasil tangkapan masyarakat nelayan sehingga mempengaruhi hasil tangkapan warga.
Modul desain alat apung ini diharapkan proses pembuatan dan penangkapan ikan menjadi standar sehingga hasil tangkapan ikan menjadi lebih baik dan stabil. Berdasarkan perencanaan dengan menggunakan software didapatkan ukuran kapal dengan panjang LOA 8 m, lebar 5 m dan tinggi sarat 1,5 m, serta perhitungan stabilitas nilai GZ maksimum memenuhi kriteria standart IMO sehingga modul alat apung yang direncanakan aman dalam pengoperasiannya.