Formulasi Ransum untuk Itik Indukan di Gapoktan Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Brongsong, Kabupaten Kendal – Itik merupakan sumber protein hewani yang mampu menyumbangkan daging dan telur untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Selain ayam ras maupun ayam lokal, itik juga berpeluang untuk dikembangkan karena produk daging dan telur memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan ayam ras atau lokal. Populasi itik di Jawa Tengah dari tiga tahun terkhir (2016-2018) mengalami kenaikan 29,69% (4.953.832-6.681.229 ekor) (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018). Hampir itik di Jawa Tengah masih dipelihara secara tradisional.

Tim pengabdian masyarakat Universitas Diponegoro melaksanakan sebuah kegiatan berupa materi formulasi ransum untuk itik indukan di Gapoktan Desa Purwokerto Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Materi yang diberikan dalam bentuk ceramah, yaitu menjelaskan teknik penyusunan ransum pada itik indukan, manajemen pemberian pakan, manajemen kesehatan, biosekuriti dan fungsi premik. Peternak itik indukan dibekali cara penyusunan ransum yang efisien atau tidak mahal. Bahan pakan atau pakan komersil yang harganya fluktuatif menghambat produksi telur. Harga jual telur dengan pakan tidak seimbang. Langkah peternak yang harus ditempuh adalah memanfaatkan bahan pakan yang ada di sekitar, mengoptimalkan by product pertanian dan harga bahan pakan tidak tinggi.