PERMSALAHAN PEMUKIMAN KUMUH DESA PACAR

PEKALONGAN – Kecamatan Tirto Desa Pacar, Kamis (19/1) pukul 09.00 WIB mahasiswa KKN Tim 1 Undip Desa Pacar membantu menyukseskan program Kementerian PUPR melalui program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh). Kegiatan ini ditujukan untuk mengatasi permasalahan di desa Pacar terutama di RW 2 yang mendapat SK Kumuh dari Bupati Pekalongan. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN adalah melakukan survey terkait dengan 7 indikator pemukiman kumuh, antara lain: Penataan Bangunan, Jalan Lingkungan, Air Bersih/Minum, Drainase, Air Limbah, Persampahan, dan Proteksi Kebakaran.

Terkait dengan tujuh indikator pemukiman kumuh, permasalahan utama di Desa Pacar adalah drainase, limbah, dan tidak adanya TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Drainase yang tidak lancar menyebabkan banjir ketika turun hujan, ditambah dengan meluapnya air dari Sungai Meduri di sisi timur, semakin membuat Desa Pacar tergenang bahkan bisa sampai lutut orang dewasa.

R2-2

Foto: Anak-anak terbiasa bermain di jalan yang tergenang akibat banjir

 

Mengenai limbah, sudah menjadi pemandangan yang biasa jika melihat selokan atau saluran drainase berwarna merah, biru, atau hitam pekat. Bahkan Kepala Desa Pacar (Bapak Mulyono -red) mengatakan bahawa semakin keruh/pekat warna selokan, menandakan perekonomian Desa Pacar semakin bagus, begitu pula sebaliknya. Ternyata dibalik keindahan pakaian batik, terdapat keadaan yang memperihatinkan. Tetapi apa mau dikata, usaha batik inilah yang menjadi tulang punggung perekonomian warga Pacar. Karena sebagian besar warga Pacar bekerja sebagai buruh batik, maka belum ada usaha untuk mengolah limbah batik terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran.

R2-1

Foto: Limbah batik yang langsung dibuang ke saluran drainase

 

Warga Pacar juga merasa kesulitan untuk membuang sampah terutama sampah rumah tangga. Karena tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) maka mereka membuangnya di lahan kosong, kemudian membakarnya. Sebenarnya Perangkat Desa Pacar tidak tinggal diam akan hal ini, sudah berbagai upaya dilakukan. Sekitar Bulan Desember tahun lalu, akhirnya mendapat konfirmasi dari pihak Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pekalongan yang akan memberikan bantuan berupa TPS Sementara. Kemudian yang akan menjalankan sistem pengelolaan, dan pemungutan sampah ke warga adalah warga Pacar sendiri, mungkin hal itulah pekerjaan rumah bagi Desa Pacar yang harus segera diselesaikan untuk mengatasi permasalahan sampah.

 

R2-4

Foto: Tumpukan sampah di lahan kosong

 

Output adanya program Kotaku – Kementerian PUPR adalah adanya perencanaan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa Pacar terkait dengan tujuh indikator pemukiman kumuh. Solusi diharapkan bukan hanya datang dari pihak Kotaku saja, melainkan dari berbagai stakeholder seperti Perangkat Desa, BKM, BPD, serta Warga Desa Pacar sendiri. (Hasan)