Masih Bingung Cara Merawat Gigi Anak? Begini Pedoman yang Dibuat Mahasiswa Undip!

Depok (Sabtu, 18 Juli 2020) Kesehatan gigi dan mulut anak adalah hal penting yang harus dijamin oleh orang tua. Namun, kondisi kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih jauh dari sempurna. Hal ini dibuktikan oleh angka gigi berlubang pada anak-anak yang masih tinggi di Indonesia, pada kelompok usia 3-4 dan 5-9 tahun, angka gigi berlubangnya secara berurutan adalah 81,5% dan 92,6%. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka tersebut adalah rendahnya kesadaran orang tua dalam merawat gigi sang anak, akibatnya anak ikut tidak memiliki pengetahuan dan kebiasaan merawat kesehatan giginya secara mandiri.

Kondisi memprihatinkan ini membuat Kintani Arrifa (22), mahasiswa kedokteran gigi Undip yang sedang menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata), berinisiatif untuk membuat pedoman menjaga kesehatan gigi dan mulut anak bagi para orang tua di wilayah KKNnya. Walaupun hanya dalam skala RW, Kintani berharap inisiatifnya dapat diteruskan oleh masyarakat ke skala yang lebih besar melalui orang-orang yang mereka kenal dan membuat perubahan di masyarakat, terutama anak-anak.

Pedoman yang dibuat oleh Kintani memuat tentang periode tumbuh kembang gigi anak dan hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh orang tua di mulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia di atas 10 tahun. Pada masa kehamilan, setiap Ibu harus menjaga kesehatan mulutnya dengan melakukan pemeriksaan ke dokter gigi, apabila terdapat karang gigi, penting bagi Ibu untuk membersihkannya agar terhindar dari peradangan gusi yang dapat memengaruhi penyaluran nutrisi dan berat badan bayi ketika lahir. Peradangan gusi yang terjadi pada masa kehamilan juga memiliki risiko kelahiran prematur sehingga sangat penting untuk dihindari.

Setelah bayi lahir, langkah awal perawatan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah membersihkan gusi bayi menggunakan kain halus dan hangat 2-3x sehari setelah pemberian ASI. Setelah gigi anak tumbuh di usia 1 tahun, orang tua harus mulai memperkenalkan anak dengan dokter gigi dan melakukan kunjungan sebanyak 2x dalam satu tahun, tujuannya adalah agar dokter gigi dapat mengedukasi orang tua, mengevaluasi tumbuh kembang gigi anak, serta membuat anak tidak takut dengan dokter gigi. Orang tua juga harus teratur mengajarkan anak cara menyikat gigi yang baik setiap sesudah sarapan dan sebelum tidur. Hindari kebiasaan memakan makanan manis yang banyak mengandung gula, seperti permen dan coklat, karena dapat membuat gigi anak rentan keropos. Selain itu, perhatikan waktu pemberian susu pada anak, jangan biarkan anak tertidur sambil meminum susu, biasakan anak untuk menghabiskan susunya lalu meminum air putih dan menyikat gigi sebelum tidur agar terhindar dari gigi berlubang. Peran utama orang tua adalah memastikan terbentuk kesadaran dan kebiasaan baik dalam diri anak untuk menjaga gigi dan mulutnya sejak dini hingga dewasa.