KKN DI KAMPUNG SENDIRI, MAHASISWI UNDIP UBAH TUMBUHAN JADI PRODUK CEGAH CORONA

Kalitirto, Sleman (17/7), berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan seluruh dunia, Mahasiswi Undip melakukan rangkaian kegiatan KKN TIM II Periode 2020 yang dilaksanakan di kampung masing-masing dan bersifat mandiri. KKN mandiri ini dilaksanakan di Desa Pondok Kulon Kalitirto RT 001, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berkenaan dengan pandemi COVID-19 yang sangat membahayakan saat ini, masyarakat harus selalu menjaga kebersihan diri dan mengikuti peraturan dari pemerintah demi terhindar dan memutus rantai penyebaran COVID-19. Peraturan dan anjuran-anjuran yang diberikan oleh pemerintah salah satunya harus menggunakan hand-sanitizer saat keluar rumah dan setelah memegang barang. Namun banyak warga yang jarang menggunakan hand-sanitizer dikarenakan harga, maupun lebih memilih langsung mencuci tangan padahal hand-sanitizer juga tidak kalah pentingnya. Sehingga dalam KKN pulang kampung ini, dilaksanakan program pemanfaatan ekstrak Aloe vera (Lidah buaya) dan ekstrak jeruk nipis menjadi hand-sanitizer (ALIT Hand sanitizer).

Alat dan Bahan Pembuatan Hand sanitizer

Minggu pertama dilakukan perijinan untuk KKN terlebih dahulu di lokasi RT 001 Podok Kulon Kalitirto kepada kepala desa, camat, dan ketua RT. Selain perijinan juga dilakukan diskusi permasalahan yang ada di RT 001, dan solusi yang diberikan yaitu pembagian hand-sanitizer kepada warga.

“Ya memang di kampung sini masih banyak warga yang kumpul-kumpul dan setelah itu tidak pakai hand-sanitizer padahal pasti kan kalau kumpul begitu pasti bersentuhan”, tutur Sugeng Widodo selaku ketua RT.

Melalui persetujuan ketua RT, dilakukan sosialisasi secara daring dengan aplikasi whatsapp PKK warga RT 001 pada minggu kedua. Baik Bu RT maupun Pak RT sangat mendukung mengenai program tersebut dan diikiuti oleh warga lainnya yang juga menyetujui program tersebut. Selain sosialisasi, dilakukan juga pembuatan hand-sanitizer karena pasca pembuatan memerlukan waktu sekitar 3-4 hari untuk uji, sebagai himbauan dari WHO.

Penulis : Tri Sapti Adhyaksari

Editor : Hendrik A.S.