Mengenal Lebih Dekat Sedulur Sikep yang katanya “Nyeleneh”

(Baturejo-Sukolilo) Sambutan hangat terasa ketika Ibu Tati, salah satu Sedulur Sikep saat Tim KKN 1 Undip Desa Baturejo datang berkunjung pada Senin 16 Januari 2017. Kehangatan terlihat dari cara mereka berpakaian dan memperlakukan kami sebagai tamu seolah menepis kalau Sedulur Sikep atau yang lebih dikenal sebagai Suku Samin tak suka membaur dengan pendatang. Dari Ibu Tuti tim 1 KKN Undip Desa Baturejo diajak mengenal lebih dekat Sedulur Sikep. Warga Sedulur Sikep mengulurkan tangan untuk bersalaman sebagai rasa hormat kepada orang lain. Bagi mereka, menghargai orang lain bukan dari perkataan saja namun dengan perbuatan yang ditunjukkan. Masyarakat sekitar mengenalnya sebagai Ajaran Samin atau Ajaran Anak Adam. Konsep dari ajaran ini yaitu tidak bersekolah, tidak berdagang, tidak berpoligami, dan memakai pakaian hitam yang melambangkan kesederhanaan. Meskipun dalam ajaran tersebut salah satunya tidak bersekolah, tetapi mereka memiliki kemandirian yang luar biasa diantaranya memiliki keterampilan bercocok tanam, menghasilkan tanaman organik, membatik, dan mengolah limbah. Selain itu, Sedulur Sikep selalu memiliki agenda khusus yaitu berkumpul bersama Sedulur Sikep lainnya dengan tujuan bersilaturahmi satu sama lain dan membahas permasalahan-permasalahan yang berkaitan seperti Pabrik Semen.

baturejo7 baturejo8

Dibandingkan kata “nyeleneh” Sedulur Sikep memang memiliki keunikan tersediri. Sebagian besar Sedulur Sikep memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Prinsip yang dipegang oleh Sedulur Sikep sendiri yaitu mengambil segala sesuatu yang berasal dari alam dan menggunakan dengan cukup dan sebaik-baiknya. Selain itu, Sedulur Sikep memiliki persamaan dalam hal perkawinan dengan masyarakat sekitar. Dalam ajarannya, perkawinan dilakukan untuk mendapatkan keturunan, kebahagiaan dan budi pekerti yang luhur. Akan tetapi, Sedulur Sikep tidak terlalu mengenal generasi kebawah maupun keatas. Ketidakpercayaan Sedulur Sikep terhadap pemerintah tercermin dari tidak adanya pencatatan perkawinan di KUA karena ketika dikawinkan oleh kedua orang tua saja sudah sah. Walaupun Sedulur Sikep terkesan menutup diri terhadap dunia luar, namun Sedulur Sikep sudah menggunakan listrik, lampu, traktor untuk bertani dan menggunakan alat rumah tangga dari alumunium ataupun plastik. Pemukiman Sedulur Sikep sendiri mengelompok atau berjejer di satu wilayah sehingga mempermudah dalam berkomunikasi. Rumah yang ditempati berasal dari kayu, bilik yang berbentuk joglo.