Kelompok Tani Kebon Makmur Melakukan Urban Farming di Tengah Pandemi Covid-19, Seorang Mahasiswa KKN Undip Kagum dan Respek.
Semarang (18/07/2020). Pandemi Covid-19 nyaris melumpuhkan seluruh kegiatan masyarakat khususnya di Kota Semarang. Sejak bulan Maret hingga Juni 2020 nyaris semua kegiatan masyarakat yang ada di Kota Semarang dihentikan sementara atau dialihkan secara daring. Hal tersebut tidak berlaku bagi warga di Kelurahan Wonodri khususnya di Kelompok Tani Kebon Makmur. Kelompok Tani Kebon Makmur tetap melakukan kegiatan bertani secara Urban Farming dengan penuh semangat. Meskipun demikian, anggota Poktan Kebon Makmur tetap melakukan protokol kesehatan yaitu dengan mencuci tangan, mengenakan masker, dan social distancing untuk mencegah menularnya Covid-19. Kegiatan Urban Farming yang sudah dilakukan oleh Poktan Kebon Makmur ternyata dapat menarik perhatian salah satu mahasiswa KKN Undip tim 2 tahun 2020. Gregorius (21) salah satu mahasiswa KKN Undip tim 2 tahun 2020 mengetahui bahwa kegiatan Urban Farming tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19. “Saya kagum dan respek sekali pada Poktan Kebon Makmur yang tetap melaksanakan Urban farming di tengah pandemi Covid-19. Urban Farming penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Selama program KKN saya berencana untuk meneruskan kegiatan Urban Farming yang sudah ada di Poktan Kebn Makmur” ujar Gregorius. Sekretaris Kelurahan Wonodri Yumi Astutik yang bertugas mendampingi mahasiswa KKN Undip mengatakan bahwa kegiatan Urban Farming ini bertujuan untuk mengenalkan dunia pertanian kepada generasi muda dan menggerakkan orang-orang untuk mulai mandiri melakukan kegiatan Urban Farming ini untuk mencukupi kebutuhan pangan khususnya anggota Poktan Kebon Makmur.
Kelompok Tani Kebon Makmur sendiri mulai dirintis pada tahun 2018 ketika Kampung Tematik Sirih Asri diresmikan. Namun Poktan Kebon Makmur baru resmi melakukan kegiatan Urban Farming pada bulan Februari 2020 ditandai dengan datangnya bantuan dari pihak Kecamatan Semarang Selatan berupa bibit tanaman sirih, benih-benih tanaman hortikultura, pot, pupuk, dan peralatan berkebun. Sampai bulan Juli 2020 ini, Poktan Kebon Makmur sudah memiliki banyak sekali produk diantaranya budidaya tanaman hortikultura dengan menggunakan media tanah maupun menggunakan media hidroponik. Selain tanaman, terdapat juga produk berupa pupuk kompos baik cair maupun padat. Pupuk kompos dibuat dari limbah rumah tangga berupa sisa sayuran dan cangkang telur. Intan salah satu anggota Poktan Kebun Makmur yang membuat kompos mengatakan bahwa pembuatan kompos cukup sulit dilakukan karena proses dekomposisi yang cukup lama yaitu 2 bulan.
Berbagai hambatan datang menghampiri, tapi hal tersebut tidak mampu menyurutkan semangat dari para anggota Poktan Kebon Makmur untuk tetap melakukan Urban Farming khususnya di tengah pandemi Covid-19. Anggota-anggota Poktan Kebon Makmur yakin dan percaya, apa yang mereka lakukan ini nantinya dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka terutama di masa-masa sulit seperti sekarang ini.