Mahasiswi UNDIP Menggerebek Pemilik Toko: Mengajarkan cara Memanfaatkan Media Sosial sebagai Sarana Promosi
KENDAL, Desa Kutoharjo (18/7) – Pada minggu ke-2 pelaksanaan KKN Tim II UNDIP, telah dilaksanakan sosialisasi dari program ke-2 yaitu edukasi pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan produk pertokoan oleh mahasiswa bernama Nisa Ristadina. Sasaran dari program ini adalah para pemilik toko yang ada di Kampung Pecandon RT 01/RW 04 Desa Kutoharjo, Kec. Kaliwungu, Kab. Kendal yaitu Bapak Supriyadi dan Bapak Widjanarko. Bapak Agus Supriyadi adalah pemilik toko perlengkapan olahraga, sementara Bapak Widjanarko adalah pemilik toko pakaian khusus pria.
Sehubungan dengan peningkatan kasus Covid-19 ini Indonesia tengah menghadapi ancaman resesi ekonomi. Ancaman ini tentu tidak hanya berdampak pada perekonomian negara saja, namun juga masyarakat. Pemilik pertokoan di Kampung Pecandon merasakan dampak dari adanya Covid-19 dimana mereka mengalami penurunan penjualan. Untuk itu diperlukan adanya program edukasi pemanfaatan media sosial yang dapat digunakan sebagai sarana lain untuk mempromosikan produk yang mereka tawarkan secara online. Media sosial yang difokuskan untuk mempromosikan produk disini adalah Facebook dan Instagram.
Sosialisasi program ini dilakukan pada dua pemilik toko yakni Supriyadi (Toko Istana Sport) dan Widjanarko (Toko Istana Fashion). Ketika ditanya apakah Covid-19 ini berdampak pada penurunan penjualan tokonya, Supriyadi pun menjawab, “lumayan (menurun).”
Ia sendiri awalnya kurang begitu tertarik dengan sosialiasi yang telah disampaikan karena tidak begitu paham mengenai cara menggunakan Facebook maupun Instagram. Namun setelah mahasiswa menjelaskan cara membuat akun Instagram yang bisa hanya dengan memasukkan nomor telepon saja, ia kemudian mulai tertarik dan bertanya bagaimana cara menggunakan Instagram, serta cara agar pembeli tertarik dengan produk dagangannya. Selanjutnya mahasiswa menjelaskan cara mengupload foto dan menambahkan keterangan berupa nama dan harga dari produk yang ingin diperjual belikan. Mahasiswa juga memberikan tips agar produknya bisa di-notice oleh masyarakat, yakni dengan menambahkan hastag atau tagar yang berkaitan dengan produk tersebut dan foto produk yang berkualitas alias tidak blur. Sehingga ketika ada orang yang mencari lewat hastag tersebut dapat melihat opsi berupa produk yang ditawarkan oleh tokonya dan mempertimbangkan untuk membeli produk tersebut karena foto yang dihasilkan jelas dan bagus. Selain itu, bio pada akun Instagram juga harus berisi informasi yang jelas dan lengkap, seperti alamat toko, nomor telepon (WA) maupun email toko, dan memasang foto toko offline /logo toko pada foto profilnya sehingga terlihat meyakinkan di mata pembeli.
Selanjutnya setelah sosialisasi selesai disampaikan, pemilik Toko Istana Fashion, Widjanarko mengatakan bahwa sudah berencana membuat akun media sosial untuk tokonya, namun belum kesampaian karena tidak mengerti cara menggunakan media sosial. Ia sendiri lebih tertarik untuk membuat akun Instagram karena dianggap lebih mudah sebagai media untuk membagikan foto. Mahasiswa lalu menjelaskan tips-tips seperti yang telah dijelaskan pada sosialisasi dengan Supriyadi sebelumnya, agar produk jualan Toko Istana Fashion dapat di-notice oleh banyak orang. Selain itu diakhir sosialisasi tak lupa mahasiswa memberikan modul yang telah disiapkan untuk mempermudah kedua pemilik toko tersebut memahami cara promosi lewat media sosial yang tepat.
Baik Supriyadi maupun Widjanarko sendiri berharap dengan adanya media sosial untuk mempromosikan produk mereka secara online ini bisa menambah penghasilan mereka yang sebelumnya hanya bergantung pada toko offline. “Semoga media sosial bisa menjadi sarana lain untuk menambah penghasilan,” ujar Widjanarko.
Penulis : Nisa Ristadina
Editor : Lusi Nur Ardhiani