Amankah Balita Memperoleh Imunisasi di Tengah Pandemi COVID-19?

Pedalangan, Semarang (19/07) – Pemberian imunisasi dasar lengkap terhadap bayi dan balita merupakan hal yang krusial dan tetap harus diperhatikan meskipun di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Bukan tanpa sebab dan alasan yang jelas, mengapa bayi dan balita harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebelum 1 tahun? tentunya untuk mengeradikasi penyebaran penyakit menular dan kronis seperti campak, polio, TB, hepatitis B, haemophilus influenzae tipe B, difteri, pertusis, dan tetanus pada bayi dan balita. Meskipun angka infeksi penyakit tersebut di Indonesia semakin menurun tiap tahunnya, tapi belum benar-benar hilang penyebarannya. Oleh karena itu, pemberian imunisasi sangatlah penting terutama untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak sehingga rentan terinfeksi penyakit dan optimalnya tumbuh kembang anak serta menciptakan herd immunity di masyarakat.

Penyebaran Covid-19 yang angkanya terus saja meningkat di Indonesia khususnya di Kota Semarang, Jawa Tengah, membawa dampak yang serius dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Tidak hanya perekonomian saja yang mengalami penurunan, namun sektor kesehatan pun terhambat dikarenakan kekhawatiran masyarakat  akan penyebaran Covid-19 di pelayanan kesehatan sehingga memilih untuk tidak berkunjung ke pelayanan kesehatan. Hal ini juga berimbas terhadap penurunan kunjungan dan pemberian imunisasi bayi dan balita di tengah pandemi. Ketidaktahuan dan kurangnya informasi yang diperoleh masyarakat terutama orang tua dengan bayi dan balita mengenai pentingnya pemberian dan pemenuhan imunisasi tepat waktu, ikut memberikan sumbangsih terhadap penurunan jumlah kunjungan bayi dan balita ke pelayanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun posyandu.

Gambar 1 Keadaan Posyandu Balita RW 02
Gambar 2 Kurang memadainya sarana prasarana untuk menjalankan protokol new normal

Kekhawatiran mengenai penyebaran Covid-19 di ruang publik pun dirasakan warga RW 02 Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang tak terkecuali pada orang tua yang memiliki bayi dan balita di lingkungan tersebut. Tidak aktifnya kegiatan posyandu yang terdapat di RW 02 sejak diumumkannya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Semarang oleh Pemerintah Daerah, menyebabkan tidak tersedia dan tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita. Selain karena himbauan Pemda terkait PKM, tidak memadainya fasilitas sarana dan prasarana untuk pemberlakuan protokol kesehatan di posyandu tersebut pun menjadi alasan lain tidak aktifnya kegiatan pemeriksaan kesehatan bayi dan balita serta pemberian imunisasi di RW 02.

Gambar 3 Koordinasi Program Kerja Mahasiswa KKN Tim II Tahun 2020 Bersama DPL, Ibu RW 02, dan Kader Posyandu

Berdasarkan permasalahan tersebut, Mahasiswa KKN Tim II Undip 2020 tergerak untuk membantu warga dan kader posyandu RW 02 untuk menjalankan kembali kegiatan posyandu balita seperti pemberian imunisasi dan pengecekan rutin tumbuh kembang anak sesuai protokol kesehatan yang berlaku selama masa pandemi Covid-19 ini. Selain mempersiapkan sarana prasarana yang menunjang posyandu tersebut, perlu dilakukannya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terutama orangtua dengan bayi dan balita mengenai pentingnya pemenuhan imunisasi meskipun ditengah pandemi sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Diperlukan pula pembuatan skema alur kunjungan balita ke posyandu selama masa pandemi terutama di era New normal Covid-19 serta menyosialisasikan kepada warga RW 02 agar protokol kesehatan dapat berjalan dengan semestinya sehingga dapat mencegah dan menekan angka penyebaran Covid-19 di ruang publik seperti posyandu. Diharapkan dengan program kerja yang telah disusun oleh Mahasiswa KKN Tim II Undip 2020 tersebut, dapat memberikan kebermanfaatan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan terutama bagi bayi dan balita di masa pandemi.

Penulis : Qonitah Anggara Alya (FK)

Semarang, 19 Juli 2020