Merosotnya Kualitas Pendidikan Berbasis Online, Mendorong Mahasiswa UNDIP Siapkan Pengoptimalan Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Pembuatan MOTES

Kudus (19/07) – Akibat pandemi covid-19 sekolah-sekolah memberlakukan pembelajaran jarak jauh kepada siswa-siswinya. Pembelajaran ini berbasis online dengan  memberikan pr dan penjelasan berupa video youtube melalui grup whatsapp antara wali kelas dengan muridnya. Pembelajaran online menyebabkan minat belajar anak-anak semakin menurun karena kesulitan memahami materi dan penyelesaian masalah matematika. Melihat kondisi pendidikan yang semakin memprihatinkan ini, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro berinisiatif melakukan survei matematika yang digunakan sebagai pondasi dalam penyusunan MOTES (Modul Matematika SD) bagi anak-anak sekitar.

MOTES ini tentunya berbeda dengan modul SD pada umumnya karena modul ini berisi rangkuman materi, soal-soal dan pembahasan matematika yang dikemas dengan sederhana untuk memudahkan anak-anak dalam belajar matematika. Dengan dibuatnya MOTES akan mendukung terciptanya pendidikan yang berkualitas sehingga tingkat pendidikan dan kecerdasan anak bangsa semakin meningkat.

Pada selasa (07/07) telah dilaksanakan kegiatan survei matematika di desa Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Survei ini ditujukan kepada anak-anak SD dengan rentang kelas yang bervariasi mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui respon anak-anak mengenai pembelajaran matematika berbasis online di era covid-19 ini. Banyak anak-anak yang mengeluhkan bahwa pembelajaran berbasis online ini membuat para guru hanya memberikan pr yang segudang dan harus dikumpulkan hari itu juga padahal mereka masih kesulitan dalam mencerna materi matematika tersebut.

 Salah satu murid SD yang bernama Farel (10) mengatakan bahwa “Pembelajaran berbasis online bukannya membuat siswa semakin pintar namun sebaliknya siswa dibuat bingung karena harus memahami matematika secara mandiri tanpa arahan dan penjelasan dari guru”.  Hal senada juga diungkapkan oleh Vino (11) “Banyak materi matematika yang tidak saya pahami selama pembelajaran online karena tidak adanya modul matematika dan penjelasan dari guru secara langsung”.

Dalam kegiatan survei tersebut saya menyampaikan akan membuat MOTES (Modul Matematika SD) yang ditujukan kepada anak-anak dan ternyata mereka sangat antusias dengan program kegiatan tersebut karena hal ini akan mewadahi dan memudahkan mereka dalam belajar matematika. “Saya sangat setuju kalau mba membuat modul tersebut karena kami juga membutuhkan contoh soal dan pembahasan matematika dalam mengerjakan pr kami”, ujar Farel.

Survei ini dilakukan secara door to door dengan mendatangi rumah-rumah warga dan beberapa tempat mengaji di desa Prambatan Kidul seperti TPQ, dll. Survei ini telah diikuti oleh beberapa anak kurang lebih 5-10 mulai dari kelas 1 sampai dengan 6. Ketika ditanya mengenai materi matematika yang sulit dipahami ternyata tanggapan mereka pun beraneka ragam ada yang mengatakan bahwa matematika itu mudah, ada yang mengatakan semua materi matematika itu sulit dipahami, bahkan ada yang kebingungan mengenai materi dasar matematika seperti penjumlahan, pertambahan, pembagian, dan perkalian.

Salah seorang anak laki-laki mengatakan bahwa materi matematika itu sulit semua apalagi materi pembagian dan pembagian. “Tidak tahu ya mba, menurut saya matematika itu sulit semua apalagi materi pembagian dan perkalian selalu berhasil membuat saya pusing 7 keliling”, ujar dia. Hal serupa juga diungkapkan oleh Azam (10) yang mengatakan bahwa “Matematika yang sulit dipahami itu mengenai luas bangun datar, segitiga, dan jajar genjang karena banyak rumus yang harus dihafalkan”.

Namun, hal berbeda dinyatakan Gladis (11). Ia mengatakan bahwa belajar matematika itu menyenangkan dan semua materi matematika mudah untuk dipahami. “Belajar matematika itu menyenangkan karena kita ditantang untuk bisa menyelesaikan permasalahan matematika dan kalau kita paham konsep dasarnya pasti mudah kok memahami matematika”, kata dia.

Berdasarkan hasil survei tersebut, mayoritas anak-anak menganggap bahwa belajar matematika itu sulit dan materi yang sulit dipahami oleh mereka yaitu materi Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, Pembagian, Luas bangun datar, Segitiga, Jajar Genjang, dll. Selain itu, dalam melakukan survei ternyata anak-anak masih melanggar protokol kesehatan ketika melakukan aktivitas diluar rumah seperti tidak menggunakan masker, berkerumun, tidak jaga jarak, dll.  

Sehingga dengan adanya MOTES diharapkan pembelajaran berbasis online menjadi efektif, anak-anak dapat menyelesaikan permasalahan matematika dengan mudah, kualitas pendidikan dan kecerdasan para siswa semakin meningkat, serta mendukung penguatan kesehatan anak-anak dalam menghadapi pandemi covid-19 supaya mereka tidak tertular dan tidak menularkan virus covid-19 ke teman-temannya.

Oleh : Rizki Chika Audita Ariyani – NIM 24010117140016

Editor : Dr. Ir. Yoyok Budi Pramono, S.Pt, M.P