KKN di Desa Sendiri: Demi Bertahan di Masa Pandemi, UMKM Batik Pekalongan Pindah Haluan #KKNKotaKabPekalonganBatang
Pekalongan (18/7). Dalam menghadapi pandemi, sulit bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk tetap survive dengan kondisi yang serba dibatasi, termasuk untuk melakukan penjualan secara langsung (offline). Apalagi jika UMKM tersebut mengandalkan sebagian besar keuntungan yang diperolehnya dari penjualan offline dan belum mengaplikasikan penjualan secara online. Salah satunya adalah UMKM Batik Nadiya yang berada di Desa Pacar, Tirto, Pekalongan.
Sebelum terjadi pandemi, UMKM Batik Nadiya yang memproduksi batik sesuai dengan pesanan dari pembelinya dan juga menjual produknya secara offline ke berbagai pasar di luar kota, salah satunya adalah pasar yang berada di Kota Surabaya. Namun, semenjak ditutupnya pasar di berbagai kota akibat pandemi, penjualan Batik Nadiya pun menurun drastis dan hanya mengandalkan pesanan yang diterima UMKM, begitu pernyataan dari Mohammad Syafi’i selaku penanggung jawab UMKM tersebut.
Oleh karena itu, Mahasiswa Undip membuat program Pemberdayaan UMKM Batik Mandiri agar UMKM tersebut dapat bertahan di masa pandemi ini, dengan pindah haluan ke penjualan produk secara online. Kegiatan dalam program tersebut di antaranya berupa sosialisasi mengenai program kerja yang akan dilaksanakan bersama UMKM dan materi mengenai pemasaran, dilanjutkan dengan edukasi serta pelatihan bagaimana cara menjual produk di salah satu marketplace, yaitu Shopee, disertai pendampingan pada UMKM dalam mengaplikasikan apa yang sudah di dapat dalam pelaksanaan program tersebut.
Harapannya setelah pelaksanaan program ini dilaksanakan, UMKM Batik Nadiya dapat mengembalikan penjualan yang menurun selama masa pandemi dan dapat memperluas pangsa pasar yang tidak hanya di beberapa kota yang dikunjunginya saja, tapi juga kota-kota lainnya.
Penulis : Listianawati/FEB/Manajemen
Editor: Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes