REPORTASE 1 – KAJIAN GERAKAN TANAH KELURAHAN TEMBALANG ; AMANKAH?
SEMARANG, Tembalang (7/23) – Ditengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini tidak menurunkan semangat para mahasiswa kampus Universitas Diponegoro untuk tetap melaksanakan tugasnya sebagai civitas akademika yang memiliki peran dalam kehidupan masyarakat sebagai social control yaitu memberikan saran, kritik, dan kontribusi dengan melakukan pengabdian masyarakat atau penerjunan langsung di lapangan. Dari latar belakang seperti itu maka dilakukanlah kegiatan KKN TIM II UNDIP 2019/2020.
Peserta KKN TIM II UNDIP 2019/2020 diberikan program kerja tertentu yang mana dibuat berdasarkan tema TIM P2KKN UNDIP yakni ”Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)“. Program kerja berkenaan dengan upaya penanganan COVID-19 dan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan Sustainable Development Goals sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
Salah satu program kerja yang dirancang adalah kajian gerakan tanah dengan menggunakan Metode Storie. Indikator yang menyebabkan tinggi rendahnya potensi terjadinya bencana menurut Metode Storie adalah data geologi berupa litologi, kemiringan lereng (slope), curah hujan, analisis struktur geologi yaitu pelurusan, dan tataguna lahan. RAW data yang dibutuhkan berupa data LANDSAT-8 OLI, DEM SRTM, dan data rupabumi Indonesia yang nantinya diolah menjadi peta-peta indikator dan diakhir akan dilakukan pembobotan sehingga didapatkan peta persebaran gerakan tanah.
Diketahui daerah yang ditandai dengan warna hijau menandakan aman dari potensi gerakan tanah dan semakin merah maka berpotensi terhadap kerentanan tanah semakin tinggi. Pada RW 05 sendiri hampir 100% tidak berpotensi terhadap gerakan tanah namun di bagian tenggara memiiki potensi sedang adanya kerentanan gerakan tanah. Hal tersebut didasari oleh litologi atau jenis batuan yang menyusun daerah RW 05 adalah Breksi Vulkanik dan Aluvium, kemudian berdasarkan kajian literatur, bercurah hujan rendah yakni <2000 mm pertahun. Kemiringan lereng juga rendah berkisar 0 – 8%. Berdasarkan analisis tataguna lahan, daerah ini digunakan untuk pemukiman juga tidak ditemukan adanya pelurusan atau struktur geologi yang signifikan sehingga memiliki skor kerentanan gerakan tanah yang rendah. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa RW 05 hampir seluruhnya tidak memiliki potensi adanya gerakan tanah.
ULFATUNNISA – FT/Teknik Geologi Universitas Diponegoro 2017
Dosen Pembimbing : Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T.
Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang
KKN TIM II UNDIP 2020