Penting, Inilah Tugas Seorang Ayah dalam Pengasuhan Anak
Sleman (04/08). Tumbuh besar dalam lingkungan yang menekankan superioritas lelaki (dewasa, khususnya) membentuk pola pikir saya bahwa memang sudah jadi tugas wanita untuk berumah tangga (secara aktif), mengurus anak, mengurus suami, mengurus keuangan keluarga, serta menjadi guru pertama dan utama bagi anak. Sejak kecil saya diasuh lebih banyak oleh ibu. Maka ketika mengingat apa sebenarnya tugas seorang ayah bagi keluarga? Jawaban paling utama ialah mencari nafkah untuk keluarga. Saya akui figur ayah kurang melekat bagi saya, hingga sekarang. Teman cerita dan diskusi saya, dari agama, pendidikan anak, psikologi, serta masak memasak ialah ibu. Begitu banyak peran yang diampu ibu saya.
Hal yang serupa juga terjadi pada pengasuhan anak di Indonesia pada umumnya. Bagi seorang wanita yang tidak bekerja, tugasnya setelah menikah ialah mengurus keluarga dan mengasuh anak. Lain halnya dengan laki – laki yang telah berkeluarga, mengasuh anak adalah tugas yang kesekian. Tugas utamanya ialah mencari nafkah. Ketidakseimbangan pembagian peran inilah yang menjadi perhatian kalangan pendidik akhir – akhir ini seperti Najeela Shihab.
Namun apakah benar tugas mendidik anak harus diampu sebagian besar oleh ibu? Ternyata salah besar! Peran seorang ayah sama pentingnya dengan ibu dalam pengasuhan. Dikutip dari Children’s Bureau (n.d.) keberadaan seorang ayah membantu perkembangan sosiokognitif dan regulasi emosi. Kemampuan anak dalam beradaptasi dengan lingkungan dan mengatasi masalah pertemanan dipengaruhi oleh keberadaan seorang ayah dalam kehidupan anak. Anak yang mengenal ayahnya sejak bayi akan terhindar dari permasalahan – permasalahan perkembangan anak dari bayi hingga dewasa. Permasalahan tersebut apabila tidak diatasi dengan baik akan berlanjut hingga tahap perkembangan selanjutnya.
Keberadaan ayah tidak hanya dihitung secara fisik saja namun juga secara psikologis dan emosional (The Pennsylvania Child Welfare Resource Center, n.d.). Penting bagi seorang ayah untuk mengajak anaknya diskusi bersama mengenai berbagai macam topik untuk perkembangan kapasitas bahasa dan kognitif, sehingga perbendaharaan kata anak akan meningkat seiring dengan perkembangan intelektualnya.
Kedua orangtua memiliki porsi yang seimbang dalam pengasuhan. Keterlibatan orangtua dan dukungan yang diberikan dalam pendidikan anak menghasilkan anak – anak yang memiliki keinginan berprestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Anak – anak juga akan terhindar dari perilaku – perilaku yang tidak diinginkan (Children’s Bureau, n.d.; The Pennsylvania Child Welfare Resource Center, n.d.). Misalnya, mengikuti geng – geng di sekolah yang suka berbuat onar dan sering bolos sekolah.
Tidak dipungkiri bahwa keterlibatan ayah dalam suatu pengasuhan dipengaruhi oleh konstruk budaya dan perubahan sosial masyarakat (Hidayati et al., 2011). Pola – pola pengasuhan yang telah dirasakan sejak kecil akan membentuk kembali siklus pengasuhan yang hampir sama bagi generasi selanjutnya. Perubahan yang terjadi dalam generasi selanjutnya tidak terlalu signifikan kecuali didukung lingkungan dan budaya yang turut mendukung peran ayah dalam pengasuhan. Dalam hal ini, penting bagi kita untuk menampilkan kedua figur orangtua dalam perkembangan anak. Keinginan untuk mengembangkan lingkungan yang menekankan kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dimulai dari pengasuhan yang seimbang. Seorang anak yang sehat mental berasal dari keluarga yang kuat.
Melalui pemahaman akan pentingnya strategi pengasuhan, saya berusaha memberikan psikoedukasi kepada warga RT 03 Desa Sidokarto. Saya sempat bertukar pendapat kepada warga khususnya Ibu – Ibu yang menjadi sasaran psikoedukasi. Menurut seorang warga, dalam pengasuhan yang ideal sangat penting untuk menciptakan kesamaan visi dan misi antara ayah dan ibu. Anak – anak yang tumbuh dari pengasuhan yang seimbang akan memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai keluarganya.
Jadi, kasih sayang tidak hanya dilimpahkan dari seorang ibu saja, namun juga dari kelekatan yang dibentuk dari seorang ayah. Pembelajaran menjadi seorang ibu dirasakan dari generasi ke generasi, tapi keinginan menjadi ayah yang aktif mendidik jarang diapresiasi. Mulailah melibatkan diri dalam pendidikan anak karena anak Anda juga butuh kasih sayang ayahnya.
Penulis : Dhiyaurrahmah
Editor : Hendrik A. S.