Belajar Menghasilkan Sayur dari Bertani di Rumah Saja

BANJARNEGARA (18/7) – Universitas Diponegoro mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode kedua Tahun 2020 yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. KKN kali ini diberi nama KKN Pulang Kampung sebab KKN dilaksanakan di wilayah domisili masing-masing mahasiswa. Penulis adalah salah satu mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN di desa Banjarkulon, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.

Covid-19 telah dinyatakan sebagai bencana non alam oleh pemerintah Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Kondisi pandemi mengharuskan masyarakat di seluruh Indonesia tidak terkecuali di Banjarkulon mulai melakukan berbagai kegiatan dari rumah sendiri. Tagar #dirumahaja sempat menjadi viral karena hal itu.

Keharusan melakukan aktivitas dari rumah bukan tidak mungkin menyebabkan kejenuhan bagi sebagian orang. Kejenuhan ini dapat diatasi salah satunya dengan berkebun di rumah. Berkebun salah satu kegiatan yang dapat dimanfaatkan selagi dirumah karena selain mengisi waktu luang atau kejenuhan selama di rumah dan dapat juga belajar hal baru yang mungkin belum pernah diperoleh.

Berkebun dari rumah dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing warga. Program yang dilaksanakan bernama Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program P2L merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk Indonesia menuju ketahanan pangan. Dalam program P2L, kita dapat menanam berbagai macam jenis tanaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran, buah-buahan, bumbu dapur (jahe, bawang, kunyit dll).

Pekarangan rumah warga yang saya lihat kebanyakan masih banyak belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu untuk memanfaatkan pekarangan sendiri menjadi lebih produktif dapat digunakan untuk berkebun. Berkebun kini tidak harus dilakukan di lahan luas saja namun di rumah pun kita juga bisa melaksanakannya. Banyak modifikasi yang bisa dilakukan seperti dengan hidroponik, vertikultur dll.

Kegiatan berkebun ini dilakukan bersama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Guyub Makmur Banjarkulon. Program P2L disambut baik oleh pengurus kelompok dan terlihat antusias dari anggota pada saat dilakukan demonstrasi sistem hidroponik statis. Saya memilih menerapkan sistem hidroponik ini karena menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan di rumah, mudah dan biayanya murah. Yang perlu disiapkan adalah benih tanaman, kain flanel, ember cat bekas/wadah lain dan air.

Program ini dilakukan dengan tujuan untuk mengedukasi cara menanam sayur-sayuran baik secara hidroponik maupun konvensional menggunakan barang tidak terpakai yang ada di sekitar. Selain itu, program ini dapat menjadi alternatif bagi ibu-ibu rumah tangga dalam menghemat biaya pengeluaran di masa pandemi ini.

Penulis : Alya Hasna Irbah Septiani

Editor : Dr. Amirudin, MA