Konsep Zero Waste : Mahasiswa KKN Desa Bakaran Wetan Ajak Warga Mengelola Sampah Plastik Menjadi Ecobrick dan Tempat Sampah

Pati, Bakaran Wetan (08/01/2020) – Vera Febriani, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro periode II dengan bimbingan dr. Rani Tiyas Budiyanti, M.H  melaksanakan kegiatan sosialisasi konsep zero waste dan pendampingan pengolahan sampah. Kegiatan dilaksanakan pada dua tempat yaitu di rumah Ibu Yarti dengan ibu-ibu RT 02 RW 02 pada hari Rabu (22/07/2020) dan di rumah Ibu Waginah bersama remaja desa pada hari Selasa (28/07/2020).

Sampah plastik merupakan sampah anorganik, dimana membutuhkan 50 – 100 tahun agar sampah plastik dapat terurai oleh alam. Studi dari menyatakan bahwa hanya 7% sampah di Indonesia yang dapat didaur ulang, dan 69% produksi sampah hanya ditimbun di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan produksi sampah harian dimasa pandemi Corona dapat mencapai ratusan ribu ton. Hal ini disebabkan meningkatnya produksi sampah rumahan yang dihasikan dari bungkus bekas makanan maupun barang yang dipesan secara online,masker sekali pakai (limbah infeksius), dan lain-lain. 

Terjadinya peningkatan sampah plastik membuat penerapan gaya hidup zero waste menjadi semakin penting. Zero waste atau bebas sampah adalah konsep yang mengajak untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak guna mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah .

Belum banyaknya warga yang menengetahui  konsep zero waste juga menjadi pemicu masih banyaknya sampah plastik yang ada di lingkungan Desa Bakaran Wetan. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan diatas, kegiatan sosialisasi konsep zero waste dan pendampingan pengolahan sampah sangat perlu dilaksanakan. Kegiatan ini tidak hanya berupa sosialisasi tetapi juga pendampingan pembuatan beberapa produk hasil pengolahan sampah.

Gambar 1 .Pengumpulan sampah melalui door to door

Pengumpulan sampah dilakukan secara door to door, banyak warga antusias untuk mengumpulkan sampah yang akan dikumpulkan dahulu sebelum diolah menjadi sebuah produk yang dapat dimanfaatkan kembali. Pada kegiatan pengumpulan sampah ini juga diselingi dengan kegiatan sosialisasi zero waste dan 5S (Seiri,Seiton,Seiso,Seiketsu, Shitsuke) yang dapat diterapkan dalam menjaga kebersihan rumah.

Gambar 2 . Sosialisasi zero waste dan 5S

Pengolahan sampah plastik dimulai dari pembuatan ecobrick dari botol bekas yang kemudian diisi dengan sampah plastik yang telah dipotong-dipotong. Setelah iitu digunakan kayu untuk menekan sampah plastik yang didalam botoh sampai botol terisi penuh dengan plastik. Botol-botol yag telah dijadikan ecobrick kemudian disusun dan direkatkan menjadi sebuah kursi. Botol-botol bekas yang terkumpul juga dioalah menjadi sebuah tempat sampah. Langkah sebelumnya botol-botol tersebut dipilah berdasarkan jenisnya, kemudian membuat sebuah kerangka menyerupai tempat sampah dari besi. Setelah itu disusun menggunakan benang sampai menutupi permukaan dari kerangkanya. Harapanya  kegiatan seperti ini dan budaya mengurangi sampah plastik dapat dilakukan secara berkelanjutan dan diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 3 . Hasil akhir pembuatan ecobrick dan tempat sampah

Penulis: Vera Febriani

Editor : Rani Tiyas