Lahan Anda Sempit ? Vertikultur Menjadi Penyelamat Anda

Rembang, Lasem (1/8/2020) – Pada kondisi merebaknya virus corona yang melanda tanah air menimbulkan lumpuhnya berbagai aspek untuk menunjang kehidupan. Salah satunya adalah perilaku konsumtif masyarakat yang tinggi untuk mempertahankan hidupnya membuat beberapa stok produk terbatas atau bahkan habis. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya penerapan produksi mandiri salah satunya adalah dengan menanam dan memanen sendiri tanaman sayur-sayuran agar mengurangi dampak kekurangan bahan pangan. Namun pertanyaan yang timbul adalah tidak adanya pekarangan rumah yang luas untuk bercocok tanam. Salah satu teknik yang cocok diterapkan pada lahan yang sempit adalah teknik menanam secara vertikultur. Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilaksanakan secara vertikal atau bertingkat pada skala indoor maupun outdoor guna untuk memanfaatkan lahan yang sempit. Umumnya vertikultur dilakukan menggunakan bangunan atau model wadah tertentu untuk penanaman, tergantung kondisi tempat dan keinginan setiap orang.

Pelatihan pembuatan vertikultur dilakukan secara berkala kepada pemuda-pemudi RT 02 RW 03 Desa Selopuro. Pelatihan dimulai dengan pembuatan kerangka vertikultur dari bahan-bahan bekas. Kerangka yang digunakan untuk budidaya tanaman secara vertikultur yaitu meliputi bahan-bahan limbah seperti kayu yang sudah tak terpakai dan botol plastik bekas untuk dijadikan pot. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman jenis sayuran yang notabene dapat dipanen 30-60 hari setelah tanam. Jika ini menjadi sebuah kebiasaan maka tingkat konsumtif masyarakat Desa Selopuro selama pandemi ini akan menurun dengan sendirinya dan bahkan bisa menjadi lapangan pekerjaan baru yang menguntungkan. Diharapkan program ini dapat mengedukasi, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap penerapan urban farming melalui vertikultur terhadap masyarakat di RT 02 RW 03 Desa Selopuro sehingga dapat menurunkan tingkat perilaku konsumtif pada era pandemi covid-19 ini.