Dari Air Bekas Kolam Jadi Tanaman

Rembang (01/08/20). Badan Usaha Milik Desa atau biasa disebut dengan istilah BUMDes bukanlah hal baru lagi ditelinga masyarakat. BUMDes merupakan usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa setempat, dimana pendirian badan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di desa. Pembentukannya pun sudah pasti ditetapkan dengan peraturan desa. BUMDes pada umumnya didirikan untuk membantu perekonomian warga desa dan untuk menambah pendapatan dana desa. Namun pada kenyataannya, masih banyak warga yang belum mengerti tujuan sebenarnya dari BUMDes ini. Oleh karena itu, mahasiswa Undip yang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di wilayah Desa Lambangan Kulon, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang berinisiatif untuk mengembangkan BUMDes dengan melihat dari potensi desa setempat.

Dari hasil survei dan diskusi bersama dengan perangkat desa dan karang taruna setempat, mahasiswa menemukan bahwa Desa Lambangan Kulon ini memiliki potensi, yaitu terdapat pembudidayaan lele, namun terdapat masalah dimana air bekas dari kolam lele tersebut terbuang begitu saja. Masalah lain yang ditemukan adalah BUMDes di Desa Lambangan Kulon ini masih dapat dinilai belum optimal karena hanya ada satu kegiatan dan masih dalam skala kecil.

Proses Diskusi dengan Karang Taruna Setempat
(Sumber : Galeri Penulis)

Setelah mengetahui mengenai potensi dan masalah desa, kemudian mahasiswa berinisiatif untuk membuat budidaya tanaman hidroponik dengan tujuan untuk memanfaatkan air dari bekas kolam lele tersebut. Dan dengan adanya tambahan kegiatan dalam BUMDes ini diharapkan kedepannya hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Lambangan Kulon, terutama pada masa pandemi saat ini.

Kegiatan yang dilakukan diawali dengan penyiapan peralatan, media penanaman, dan bibit, penyemaian bibit, pemasangan peralatan, penyiapan sistem pengairan, hingga proses perawatan tanaman.

Media Tanam Hidroponik
(Sumber : Galeri Penulis)

Mahasiswa mengajak karang taruna setempat selaku pelaksana kegiatan untuk sebisa mungkin memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia di desa, seperti pemanfaatan bambu sebagai pengganti pipa paralon, botol bekas minuman sebagai pengganti netpot, dan lain sebagainya untuk menekan biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian program ini dapat berjalan dengan modal minim dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi masyarakat Desa Lambangan Kulon.

#kknmbangundeso

#Meiny Suzery

Oleh : Devi Maharani

Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Diponegoro

DPL: Dr. Meiny Suzery, MS