Sudah Rajin Konsumsi Makanan Sehat? Mari Kita Sulap Sisa Buah dan Sayur Jadi Larutan Pembersih Ramah Lingkungan dan Ekonomis!

Banyumanik, Semarang (02/08) – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tim II Periode 2019/2020 mengusung konsep yang baru bertema ‘KKN Pulang Kampung’ dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat di wilayah tempat tinggal dan sebagai sarana edukasi. Kegiatan ini diharap dapat memberikan pengaruh baik dan membantu pembangunan wilayah tempat tinggal masing-masing mahasiswa di berbagai wilayah di Indonesia dan mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Permasalahan yang menjadi isu utama akhir-akhir ini yaitu pandemi COVID-19 yang dirasa belum menemui ujungnya. Wilayah Jawa Tengah merupakan salah satu penyumbang kasus positif COVID-19 terbesar di Indonesia dan Kota Semarang masih dikategorikan dalam zona merah per 2 Agustus 2020. Status yang tinggi tersebut mengharuskan masyarakat yang mulai berkegiatan normal dengan kebiasaan baru untuk selalu menjaga kesehatan, kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal.

Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi. Peningkatan konsumsi makanan bergizi seperti buah dan sayur yang mengandung berbagai vitamin dan antioksidan menjadi pilihan banyak masyarakat karena jenisnya beragam, mudah didapat dan memiliki harga yang relatif murah. Namun, tahukah Anda bahwa sisa buah dan sayur yang selama ini langsung masuk ke tong sampah dapat digunakan sebagai bahan pembuatan larutan pembersih penghalau virus dan bakteri?

Eco-enzyme merupakan cairan multifungsi yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik berupa sisa sayuran dan buah-buahan dengan campuran gula merah. Larutan eco-enzyme yang sudah difermentasi selama 3 bulan dapat digunakan sebagai cairan pembersih untuk mengepel, membersihkan perabot, bahkan untuk mencuci buah dan sayur serta mencuci pakaian. Kelebihan eco-enzyme adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena mudah terdegradasi oleh alam serta dalam proses pembuatannya mengeluarkan gas ozon yang mampu mengurangi kadar karbondioksida penyebab global warming.

Edukasi pembuatan eco-enzyme dilakukan dengan pembuatan video tutorial dan pembagian booklet panduan pembuatan kepada warga RT 06 RW 02 Keluarahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang untuk mencegah risiko penyebaran virus. Booklet panduan disusun seinformatif mungkin dengan menyelipkan tautan video bagi masyarakat yang ingin melihat proses pembuatan ­eco-enzyme yang mudah dilakukan di rumah. Terdapat tips di dalam video untuk mempersingkat waktu panen eco-enzyme, yaitu dengan menambahkan ragi tape yang dapat mempercepat proses fermentasi hingga 1 bulan. Harapan dari program tersebut yaitu masyarakat mampu menerapkan pembuatan eco-enzyme dan memanfaatkannya sebagai larutan pembersih, sehingga mengurangi risiko terpapar virus, menghemat pengeluaran untuk membeli larutan pembersih sintetis dan ikut serta dalam menjaga kelestarian bumi.

Penulis : Della Dinarkandi (Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro)

Editor : Dr. Ir. Suryanti, M.Pi