Sampah Organik Melimpah Ruah, Mahasiswa KKN Undip Ajarkan Kompos Rumahan dengan Metode Takukura

Kudus (3/8/2020), Menurut data portal persampahan Ditjen Cipta Karya (2020) Kabupaten Kudus menghasilkan sampah organik 72% dari total sampah keseluruhan, angka yang cukup tinggi dan dari hasil observasi terhadap lingkungan di Desa Undaan Tengah, sampah organik yang dihasilkan cukup banyak, dikarenakan terdapat sumber sampah organik yang beragam seperti pohon yang menghasilkan daun kering dan ranting, serta sampah dari sisa aktivitas rumah tangga yaitu sisa sayuran, buah, dan bahan masakan organik lainnya.

Sampah tersebut hanya dibuang di tempat sampah dan berakhir di TPA. Sampah organik yang cukup banyak akan menghasilkan gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global dan mempengaruhi perubahan iklim. Program ini juga untuk mendukung kegiatan Sustainable Development Goals (SDG’s) pada poin 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim untuk itu, maka diperlukan pengolahan sampah organik dengan membuat pupuk kompos. Salah satu metode pengolahan kompos yaitu metode takukura.

Kompos dengan metode takakura memiliki kelebihan yaitu waktu komposting yang cepat dan bahan yang mudah ditemukan. Sebagian warga memiliki pekarangan yang mengangur. Dengan pupuk kompos, mereka dapat merubah lahan pekarangan mereka yang mengangur menjadi lahan subur yang dapat ditanami pangan lokal. Salah satu warga memanfaatkan lahan kosong mereka untuk ditanami tanaman cabai, terong, dan tomat dengan dibantu mahasiswa KKN Undip, Minggu, 19 Juli 2020.

Gambar 1. Memanfaatkan Lahan Kosong untuk Tanaman Cabai, Terong, dan Tomat

Kegiatan ini bermanfaat dalam mendukung ketahanan pangan berbasis pangan lokal dimasa pandemi ini. Wargapun dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dengan memproduksi dan kemudian menjual pupuk kompos kepada tetangga ataupun pedagang tanaman dengan harga terjangkau atau digunakan untuk tanaman di sekitar rumah agar lebih subur. Kompos yang dijual dengan harga terjangkau akan menarik para pedagang tanaman maupun pembeli lainnya dan dapat menambah pendapatan di masa pandemi ini. Dalam hal ini juga mahasiwa KKN Undip mengajarkan penggunaan kompos untuk tanaman hias yang dapat dijual ataupun digunakan sendiri daripada membeli, Kamis, 23 Juli 2020.

Gambar 2. Pemanfaatan Kompos untuk Tanaman Hias
Gambar 3. Contoh Tanaman Hias

Sasaran program ini ditujukan kepada ibu rumah tangga yang lebih suka memasak dan menghasilkan sampah dapur yang banyak. Untuk itu mahasiswa KKN Undip mengajarkan secara langsung dengan protokol kesehatan yaitu membatasi warga yang ikut sosialisasi, untuk itu dibatasi maksimal lima orang, mencuci tangan sebelum dan sesudah sosialisasi, memakasi masker, serta jaga jarak tentang tata cara pembuatan kompos takakura dan betapa pentingnya mengelola sampah untuk menambah pendapatan dimasa pandemi ini, Minggu, 26 Juli 2020.

Gambar 4. Melakukan Cuci Tangan dengan Hadsanitazer sebelum Sosialisasi
Gambar 5. Sosialisasi Tata Cara Pembuatan Kompos Takakura

Salah satu warga yang mengikuti sosialisasi juga tertarik dengan kompos takakura, bahkan meminta bantuan kepada mahasiswa KKN untuk mendampingi warga tersebut dalam membuat kompos takakura agar sesuai dengan panduan yang ada, Rabu, 29 Juli 2020.

Gambar 6. Pendampingan Warga dalam Membuat Kompos Takakura

Dengan terlaksananya program ini diharapakan sampah organik yang dihasilkan warga terkelola dengan baik dan dapat menambah pendapatan atau mengurangi pengeluaran dimasa pandemi covid-19.

Penulis : Fauziyah Rahmawati, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Dibawah bimbingan : dr. Rani Tiyas Budiyanti, M. H.