Belum ada Sistem Rekap Penduduk Terdampak Wabah, Mahasiswa KKN Undip Membuat Sistem Rekap Berbasis Form Online

Semarang (01/08/2020) – Banyaknya masyarakat yang terpapar dan terdampak oleh adanya wabah COVID-19 serta wabah lainnya, seperti DBD, membuat masyarakat lainnya harus berhati-hati dan menjaga kesehatan. Hal ini karena kasus aktif COVID-19 di Kota Semarang terhitung masih tinggi, serta kasus DBD yang cukup tinggi pada pertengahan tahun 2020, meskipun mengalami penurunan kasus dari pertengahan tahun 2019.

Dari data cut-off yang didapatkan dari akun resmi Instagram Dinas Kesehatan Kota Semarang, terdapat kasus aktif sebanyak 650 orang yang sedang dalam perawatan. Terhitung pada tanggal 1 Agustus 2020, kasus aktif di Pedalangan saat ini sebanyak 4 orang dalam perawatan.

Sedangkan untuk kasus DBD, dikutip dari beritasatu.com, kasus yang tercatat dari Januari 2020 hingga 23 Juni 2020, terdapat total 262 kasus, dan 3 orang meninggal.

Dengan kasus COVID-19 di Semarang yang naik dan turun, memiliki kasus aktif dengan kisaran 600 hingga 800 orang selama kurang lebih 1 bulan, membuat Kota Semarang sebagai kota di Jawa Tengah yang berstatus zona merah dan memiliki jumlah kasus terbanyak.

Lurah Pedalangan sedang mengecek aplikasi berbasis form

Berdasarkan hasil diskusi dengan Lurah Pedalangan, semua pelaporan kasus COVID-19 serta kasus penyakit lainnya yang dilaporkan dari Puskesmas di Kecamatan Banyumanik untuk penduduk bertinggal di wilayah kelurahan Pedalangan masih melalui media komunikasi chat pribadi dengan staf atau petugas Kelurahan tanpa memberikan berkas, baik dalam bentuk digital maupun hasil cetak fisik yang sudah disusun dalam tabel. Hal ini tentu membuat pencatatan kasus menjadi sedikit terkendala bagi petugas atau staf yang melakukan pencatatan di Kantor Kelurahan. Selain itu, belum lagi dengan penghitungan dan statistik data.

Berawal dari latar belakang permasalahan yang telah disebutkan, Kantor Kelurahan Pedalangan perlu memiliki sistem pencatatan untuk pendataan penduduk yang terjangkit atau terpapar penyakit wabah khusus, terutama COVID-19, dan penyakit lainnya seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, dan sebagainya. Sistem pencatatan tersebut nantinya hanya dapat diakses oleh petugas atau staf yang berada di Kantor Kelurahan yang mendapatkan sumber data dari beberapa Puskesmas yang berada di Kecamatan Banyumanik. Data penduduk yang terpapar COVID-19 akan tetap dirahasiakan dan hanya dapat diakses oleh petugas di Kantor Kelurahan.

Tangkapan layar visualisasi data dan aplikasi rekap berbasis form online

Sistem rekap yang dibuat ini menggunakan Google Forms, dengan data langsung masuk ke dalam Google Sheets, dan fitur pencarian serta visualisasi data melalui Google Data Studio, yang semuanya disediakan oleh Google. Dengan adanya fitur pencarian, pengguna (petugas Kelurahan) dapat melakukan pencarian data lebih mudah demi keperluan pengecekan data, terutama untuk penduduk yang terdampak wabah pandemi COVID-19. Selain itu, terdapat fitur visualisasi data untuk melihat grafik dari susunan data yang telah terkumpul.

Saat ini, form beserta aplikasinya sudah siap dipakai, namun masih belum diserahkan kepada Kantor Kelurahan Pedalangan, karena perlu adanya beberapa finalisasi dan pengujian akhir yang perlu dilakukan bersama dengan staf IT pada Kantor Kelurahan Pedalangan agar dapat berjalan dengan semestinya.

            Dengan adanya sistem pencatatan seperti ini, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan dalam pencatatan, pemantauan visualisasi data serta pencarian data karena adanya teknologi yang dapat dimanfaatkan dengan mudah.

(Catatan: Penulis tidak memiliki data terkait dengan penduduk yang terpapar COVID-19.)

Oleh: Fahmi Maghrizal Mochtar / Fakultas Teknik / 21120116140062

Dibawah bimbingan: Dr.Eng. Agus Setyawan, S.Si., M.Si