SOSIALISASI KAMPUNG TANGGUH COVID-19 DI LINGKUNGAN RT.12 RW.01 KELURAHAN SAMPANGAN SEBAGAI PENYANGGA KEBUTUHAN MASYARAKAT KOTA SEMARANG MENUJU NEW NORMAL
Mahasiswa Hukum UNDIP, pada (29/07) mengajak Bapak-Bapak RT.12/RW.01 Kelurahan Sampangan untuk mengikuti sosialisasi mengenai Inisiasi Program Kampung Tangguh Covid-19 sebagai Upaya Penyangga Kebutuhan Masyarakat Kota Semarang Menuju New Normal.
Soasialisasi yang diberikan membahas tentang Program Inisiasi Kampung Tangguh sebagai kepanjangan tangan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 ditingkat paling bawah, terus diperluas. Dengan terbentuknya Kampung Tangguh ini diharapkan agar masyarakat memiliki kemampuan dalam mengatasi persoalan secara mandiri dan gotong royong. Polda Jateng mencanangkan sebanyak 213 kampung tangguh pandemi virus Corona (COVID-19) di Kota Semarang. Program ini untuk menyangga kebutuhan pangan masyarakat selama transisi menuju new normal. Dari 213 kampung itu salah satunya disini di Desa Sampangan Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Pemilihan desa ini karena memenuhi tiga unsur yakni ketersediaan pangan, keamanan, kesehatan sangat siap. Tujuan utama dibentuknya kampung tangguh agar masyarakat aware(peduli) dengan pencegahan penyebaran Covid-19. Adanya kampung tangguh mendorong masyarakat lebih taat dan tertib dalam menjalankan protokol kesehatan di lingkungannya. Salah satu Konsep kampung tangguh tersedianya tempat isolasi bagi warga sekitar yang terpapar Covid-19. Meski ruang isolasi yang disediakan di setiap kampung tangguh tidak banyak ini bisa membantu penanganan pasien Covid-19 yang jumlahnya semakin hari semakin meningkat. Keberadaan Kampung Tangguh seperti ini sangat penting. Sebagai kepanjangan tangan dari Gugus Tugas penanganan Covid-19 ditingkat paling bawah, melalui Kampung Tangguh ini diharapkan masyarakat bisa lebih mandiri dan efektif dalam menjaga penyebaran Covid-19 di lingkungannya.
Tujuan dibentuknya Kampung Tangguh ini ada empat. Yang pertama mendisiplinkan warga, agar benar-benar mengikuti protokol kesehatan. Yang kedua, menekan dan menurunkan tingkat penyebaran covid-19. Ketiga, bisa menyelesaikan dampak sosial, di antaranya masalah pangan, karena ada beberapa warga yang kehilangan pekerjaan sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu dibentuk lumbung pangan, posko kesehatan. Jadi ketika ada yang sakit dilakukan pemeriksaan. Keempat, untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah masing-masing. Semuanya harus teratasi, karena dampak covid ini faktor keamanan dijaga juga, takutnya karena kehilangan pekerjaan ,orang melakukan tindak pidana, atau kriminalitas, juga antisipasi tamu dari luar.
Dalam pembentukan tersebut terdapat tiga hal yang menjadi prioritas yakni ketahanan pangan/ekonomi, ketahanan medis dan ketahanan lingkungan (keamanan). Untuk ketahanan pangan meliputi ketersediaan bahan pokok yang dilihat dari pasokan di lumbung padi dan suplay maupun sumbangan dari masyarakat. Mereka juga mampu budi daya pangan. Sedangkan ketahanan medis meliputi siapnya tenaga medis, peralatan medis dan obat-obatan terkait COVID-19. Selain itu kampung tangguh juga memiliki tempat isolasi dan observasi. Sementara itu, ketahanan lingkungan, dimana dalam mendorong untuk peningkatan kegiatan Poskamling di masing-masing kampung tangguh serta dibuatnya SOP terkait keamanan kampung tangguh seperti SOP keluar masuk warga, buku mutasi perjalanan warga, buku jaga dan buku tamu.
Kampung Siaga Covid-19 juga didirikan di sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan, tak sedikit Kampung Siaga atau Kampung Tangguh Covid-19 mendapat apresiasi karena usaha masyarakatnya untuk menggerakkan roda perekonomian melalui wirausaha.
Bapak-bapak RT.12/RW.01 sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN Undip dan bapak-bapak telah memahami apa yang telah disampaikan.
Oleh : Nisa Almadina, KKN TIM II UNDIP, Kota Semarang
#KKNTimIIPeriode2020 #P2KKNundip #LPPMUndip #Undip #UniversitasDiponegoro