Bercocok Tanam Mandiri, Kebutuhan Gizi Harian Terpenuhi selama Pandemi
Pati (3/8). Alama Dian Rahayu, Mahasiswa KKN di Desa Gerit RT 05 RW 02 berupaya meningkatkan produktifitas lahan di sekitar rumah berupa pekarangan sebagai tempat bercocok tanam untuk memenuhi gizi harian masyarakat dengan berbagai teknik bercocok tanam.
Bercocok tanam di pekarangan rumah mempunyai manfaat yang tidak sedikit, diantaranya mampu mengurangi stress, mengoptimalkan fungsi lahan, mendapatkan bahan pangan segar, memperbaiki kualitas udara di sekitar rumah, menghemat pengeluaran dan masih banyak lagi yang lainnya.
Program tersebut dilakukan dengan tahapan melakukan koordinasi dengan masyarakat, membagikan modul bercocok tanam secara online melalui whatsapp, dilanjutkan membagikan benih serta polibeg secara gratis untuk memberikan impuls dan motivasi untuk bercocok tanam. Pendampingan pembuatan instalasi bercocok tanam dan juga dilakukan survei berkala untuk mengecek progresnya.
Program tersebut disambut baik oleh masyarakat ditunjukkan dengan antusias warga dalam menerapkan teknik bercocok tanam yang ada di modul. Ada beberapa yang menerapkan teknik vertikultur seederhana menggunakan gelas dan botol plastik da nada juga yang memilih menanam dalam polibeg yang ditata.
Bahkan masyarakat juga menanam tanaman selain dari benih yang dibagikan. Menurut Risa (20) menanam secara vertikultur dapat dilakukan dengan mudah dan murah menggunakan barang bekas yang ia punya yaitu gelas dan botol plastik.
Salah satu warga yang menerapkan teknik bercocok tanam dalam polibeg (Bik : 41) mengaku bahwa bercocok tanam membuat beliau bahagia dan semangat kalau tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan akan tambah bahagia jika tanaman tersebut mampu menghasilkan walaupun beliau tidak mengkonsumsinya.
Dengan adanya program tersebut diharapkan dapat memotifasi masyarakat dalam memanfaatkan lahan tidak produktif dengan bercocok tanam mandiri untuk mencukupi kebutuhan gizi harian keluarga secara berkelanjutan.
Oleh : Alama Dian Rahayu
Editor : Rani Tiyas