Mencegah Covid-19 Sembari Bercocok Tanam, Begitu Mahasiswa KKN Undip Berkontribusi Dalam Ketahanan Pangan Nasional
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. Virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Sayangnya hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus corona atau COVID-19. Walaupun banyak regulasi yang dikeluarkan guna percepatan gugus tugas penanggulangan corona namun tampaknya masyarakat masih kurang disiplin dan kurang kesadaran akan protokol kesehatan pemerintah, belum lagi saat ini sudah memasuki masa baru yakni new normal. Adapun kebijakan new normal ini baik untuk kondisi ekonomi negara namun dilain hal ini berdampak cukup besar kepada masyarakat karena mereka makin tidak disiplin dan muncul teori baru yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan konspirasi sehingga banyak masyarakat yang sekarang tak acuh dengan regulasi yang telah di keluarkan pemerintah. Oleh karena itu salah satu mahasiswa KKN Tim kedua dari Universitas Diponegoro yakni Dety BI Monasia mengajak warga dalam lingkungannya yakni di Rejosari, RT 04 RW 01, Kelurahan Ngijo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang untuk meningkatkan kesadaran akan pengetahuan mengenai keberadaan virus corona tersebut. Pembagian pengetahuan tersebut disampaikan dalam bentuk poster yang dibagikan ke grup Whatsapp ibu-ibu PKK di Rejosari RT 04 RW 01. Pembagian poster tersebut dilaksanakan setiap dua hari sekali selama empat minggu, selain poster Dety juga membagikan video yang dibuatnya terkait kebiasaan baru (new normal) yang marak dijumpai pada masa pandemi. Pengedukasian ini dilakukan agar mengingatkan seluruh kalangan masyarakat di Rejosari melalui ibu-ibu PKK ini untuk beaktifitas sehari-hari namun tetap mematuhi protokol kesehatan pemerintah. Pembagian poster dan video edukasi pencegahan Covid-19 ini sudah dilakukan selama kurang lebih 4 minggu sejak tanggal 13 Juli 2020 dan akan masih diselenggarakan sampai dengan 9 Agustus 2020.
Selanjutnya adalah terselenggaranya acara “Tanam Sayur Hidroponik Bentuk Ketahanan Pangan Pada Masa Pandemi Covid-19” yang dilaksanakan pada Sabtu 1 Agustus 2020 dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK RT 04 RW 01 di rumah salah satu pengurus taman toga RT 04 RW 01 Dawis Bougenville. Pada acara tersebut dihadiri oleh 9 perwakilan PKK RT 04 RW 01 Rejosari karena pada saat pandemi ini pembatasan jumlah berkumpul maka yang menghadiri hanya beberapa sebagai perwakilan. Ibu-ibu sangat antusias dengan materi yang disampaikan dan terjadi komunikasi dua arah dengan banyaknya sesi tanya jawab dan sharing. Pada masa pandemi seperti ini tentunya pendstribusian kebutuhan pokok juga cukup terhambat belum lagi banyak juga masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat dari adanya pandemi ini tentunya membuat banyak orang yang tidak memiliki penghasilan dan terpaksa menghemat. Adapun pelatihan pembuatan hidroponik vertikultur untuk menanam sayuran ini dapat mendorong program pemerintah dalam memelihara ketahanan pangan nasional yang dimulai dari lingkup paling kecil yakni pemenuhan ketahanan pangan keluarga. Hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 yang dimana cadangan pangan hanya bisa digunakan saat keadaan darurat maka dari itu pembuatan hidroponik ini juga bisa menjadi salah satu pembantuan pemerintah dalam mempertahankan cadangan pangan dan mewujudkan tujuan ketahanan sesuai dengan Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012. Penanaman hidroponik secara mikro tersebut merupakan bukti adanya kemandirian pangan berupa kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat. Karena adanya kemandirian pangan tersebut merupakan suatu bentuk bagian dari ketahanan pangan yang berasal dari terjaganya cadangan pangan berskala nasional. Adanya upaya ketahanan pangan tersebut dapat dimulai dari level mikro atau rumahan salah satunya dengan metode hidroponik yang bisa diterapkan di rumah. Urgensi dari penanaman hidroponik ini adalah Hasil sayuran atau buah dari hidroponik merupakan output yang organik nan menyehatkan, membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional secara mikro, membantu perekonomian keluarga dengan, dan menjualnya kembali atau dengan dikonsumsi sendiri.
Harapan kedepannya setelah adanya sosialisasi mengenai pencegahan penyebaran Covid-19 ini adalah meningkatnya kesadaran warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pemerintah walau sudah menyongsong masa new normal, selain itu juga harapan dari ibu-ibu PKK Rejosari RT 04 RW 01 bahwa warga setempat lebih maju dan lebih mentaati protokol kesehatan pemerintah dengan mengguakan masker terutama saat beraktifitas diluar rumah, menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dan jaga jarak. Selain itu harapan lain dari adanya sosialisasi hidroponik vertikultur ini adalah dapat berguna bagi warga setempat untuk membantu ekonomi keluarga dan substitusi pekerjaan bagi warga yang terdampak pekerjaannya di masa pandemi Covid-19. Harapan dari ibu-ibu PKK Rejosari RT 04 RW 01 sendiri adalah ilmu yang diajarkan oleh salah satu mahasiswa KKN ini adalah dapat memajukan keterampilan dan kemandirian warga setempat, adapun wargapun antusias dengan topik hidroponik vertikultur tersebut dan banyak yang menerapkannya di rumah dengan menggunakan media yang lebih sederhana seperti yang sudah diinformasikan saat sosialisasi diadakan.