Hasil Olah Sampah jadi Pakan Ikan? Kok Bisa?

Jakarta (06/08). Sampah rumah tangga maupun daun-daun hasil penebangan pohon di lingkungan KKN, mengakibatkan adanya penumpukan sampah yang meresahkan warga. Selain mengurangi keindahan lingkungan, sampah tersebut juga mengeluarkan bau yang cukup menyengat. Saat ini lingkungan lokasi KKN sedang melaksanakan dan mengajak warga untuk melakukan proses pemilahan sampah organic dengan non organic. Sampah organic yang dimaksud berupa sampah sayuran, buah-buahan, daging, ayam, ikan, dan lainnya yang bias dimakan.  Pengurus RT telah memberikan ember “khusus” yaitu ember putih untuk mempermudah warga memilah sampah organic dan non organic. Ember putih tersebut hanya boleh digunakan untuk membuang sampah organic saja. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah warga memilah dan mempermudah pekerjaan petugas kebersihan ketika nanti akan melakukan proses penggilingan sampah dan seterusnya. Namun, setelah beberapa bulan dilakukan program tersebut, masih banyak warga yang belum paham dari kegunaan ember putih, sehingga masih banyak ditemukannya sampah plastik kresek maupun kemasan. Oleh karena itu, Mahasiswa Undip berinisiatif untuk membuat dua flyer mengenai sampah apa saja yang kiranya diperbolehkan dibuang dan tidak ke tempat khusus yaitu ember putih  yang telah disediakan untuk setiap rumah. ­­­

Flyer 1 – Kenali dan Pilah Sampah
Flyer 2 – Bantu Pemilahan Sampah dari Rumah

Alur proses pemilahan sampah yang dilakukan yaitu: Pemilahan – Penggilingan/pencacahan – fermentasi. Hasil akhir dari proses tersebut bias berupa pupuk cair yang dapat dimanfaatkan warga untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu hasil fermentasi juga dapat digunakan sebagai tempat hidup dan makan maggot.

Maggot (Belatung lalat BSF)

Maggot adalah belatung dari lalat Black Soldier Flys, yang saat ini sedang popular dikalangan peternak maupun pembudidaya ikan karena memiliki gizi yang cukup baik untuk pakan burung dan pakan ikan. Beberapa saat lalu, KKP juga menjelaskan bahwa maggot merupakan pakan ikan alternative yang baik untuk menggantikan pakan pellet. Maggot memiliki gizi yang cukup tinggi karena yang mereka makan adalah sampah-sampah organic seperti sayuran, daging, dan buah-buahan.

Pemberian Maggot Kepada Pemiliki Kolam Pemancingan Ikan Lele

Maggot yang memakan hasil fermentasi kemudian diberikan ke salah satu kolam pemancingan di lokasi KKN. Kolam pemancingan berisi ikan lele yang umumnya diberi makan atau umpan berupa cacing. Pemberian maggot juga dapat menaikkan minat masyarakat sekitar untuk memancing karena ikan yang dihasilakn memiliki gizi yang lebih banyak dibandingkan dari biasanya. Mahasiswa UNDIP tidak hanya memberikan maggot, tetapi juga mengedukasi pemilik kolam terhadap gizi dari maggot ini. Pemilik kolam berharap, pemberian maggot ini dapat bermanfaat untuk kolam, “Setelah uji coba, ternyata lebih bagus dari umpan biasa” kata pemiliki kolam.

Penulis: Geby Namira Mediarman

Editor: Yanuar Yoga Pratama, S.Hum, M.Hum