Mahasiswa Teknik Mesin Undip Buat Wastafel Sistem Injak untuk Cegah Penularan COVID-19
Durensawit, Jakarta Timur (04/08). Memasuki fase adaptasi kenormalan atau new normal, membuat seluruh masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan untuk mempercepat pemutusan rantai penyebaran dan pencegahan penularan virus Corona. Salah satu panduan protokol kesehatan yang sedang digalakkan adalah menjaga kebersihan dan kesehatan diri, sebagai fokus yaitu telapak tangan yang banyak bersentuhan dengan berbagai benda maupun makhluk hidup lain. Upaya untuk menjaga kebersihan tangan yang dianjurkan dalam panduan protokol kesehatan adaptasi kenormalan baru adalah membersihkan tangan dengan penggunaan hand sanitizer atau menggunakan sabun cuci tangan.
Diketahui bahwa membersihkan tangan menggunakan sabun lebih efektif dalam pencegahan penyebaran virus Corona. Namun, masalah baru yang dihasilkan dari protokol kesehatan ini yaitu masih banyak alat cuci tangan di tempat umum yang kurang higienis atau steril dibagian keran dan tempat sabun. Hal ini dikarenakan penggunaan tangan untuk menyalakan keran dan memompa sabun masih banyak digunakan, sehingga peluang virus menyebar pun lebih besar.
Faktor ini yang membuat penulis ingin mengembangkan perubahan metode cuci tangan dari alat cuci tangan konvensional yang dioperasikan menggunakan tangan untuk mengalirkan air dan sabun menjadi alat cuci tangan yang dioperasikan dengan kaki. Hal ini dikarenakan penularan virus Corona melalui kaki memiliki persentase sangat kecil. Oleh karena itu, penulis dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata merancang dan membuat alat cuci tangan yang dioperasikan dengan gerakan kaki.


Alat cuci tangan ini 75 persen dibuat menggunakan bahan sisa manufaktur seperti baja ringan, pipa pvc ½ inch, hollow baja ringan, plat besi dan kran besi yang tak terpakai. Semua bahan sisa ini diseleksi berdasarkan kualitasnya sebelum akhirnya digunakan untuk pembuatan alat. Sedangkan bahan yang dibeli antara lain seperti fitting pipa ( elbow, sockdrat dalam dan luar, lakban pipa dan pegas ).


Perakitan dan perancangan wastafel injak dilakukan oleh Penulis selama kurang lebih 2 minggu. Alat ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan washtafel biasa maupun touchless dengan penggerak listrik. Keunggulan wastafel injak ini yaitu tidak perlu disentuh menggunakan tangan untuk pengoperasiannya, tidak memerlukan energi listrik untuk memompa air, mudah dibuat, murah dan ringan sehingga bisa dipindah – pindahkan. Harapan kedepannya washtafel ini dapat membantu pemerintah dalam menekan laju penyebaran virus khususnya dilingkungan wilayah Rukun Warga 10 Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur sebagai daerah tempat tinggal Penulis.
Editor : Dr. Sunarno, S.Si, M.Si
Penulis : Ahmad Alwin, S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik