Sabun Organik dari Daun Kelor sebagai Solusi Cerdas untuk Kulit Iritasi Akibat Terlalu Sering Cuci Tangan #KKNKotaKabPekalonganBatang

Pekalongan (16/07/20) – Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu poin penting untuk menunjang tercapainya Sustainable Development Goals (SDG) nomor 3 yaitu Good Health and Well-Being. Apalagi di masa pandemi ini, kebersihan dan kesehatan merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga diri terhindar dari virus Covid-19. Namun faktanya, masyarakat masih jarang yang memperhatikan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Masyarakat Indonesia masih terkesan tak acuh terhadap kesehatan dan kebersihan baik untuk diri sendiri, keluarga maupun lingkungannya.

Hal ini juga terjadi pada Kelurahan Kedungwuni Timur. Berada di dekat pusat keramaian membuat kebersihan dan kesehatan menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat Kedungwuni Timur. Banyak sampah masih terlihat berserakan dan budaya cuci tangan menggunakan sabun masih jarang dilakukan. Hal ini diperparah dengan kondisi sabun yang beredar di pasaran memiliki kandungan kimia yang berbahaya bagi masyarakat yang memiliki kulit sensitif serta dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Beberapa warga mengakui bahwa kulit menjadi kering, kasar dan bahkan perih akibat terlalu sering mencuci tangan menggunakan sabun.

Tanaman kelor merupakan tanaman yang tumbuh liar di Kabupaten Pekalongan. Di daerah lain, tanaman ini sering dimanfaatkan untuk sayur maupun untuk bahan campuran kosmetik. Di Kabupaten Pekalongan tanaman kelor masih belum dapat dimanfaatkan. Padahal tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang dikenal memiliki sejuta manfaat. Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang paling sering dimanfaatkan karena kandungan antioksidan yang tinggi sehingga baik bagi kesehatan karena mampu menangkal radikal bebas.

Sabun daun kelor (Sumber gambar: Galeri penulis)

Daun kelor dapat dimanfaatkan menjadi bahan sabun organik. Kelebihan sabun organik dari daun kelor dibandingkan dengan sabun konvensional terletak pada zat penyusunnya. Zat organik yang terkandung dalam sabun organik dapat membuat kulit menjadi lebih lembut, melembabkan kulit, terhindar dari iritasi, serta mengatasi penuaan dini. Selain itu, sabun organik juga dapat mengatasi masalah lingkungan karena kandungannya tidak berbahaya apabila dibuang ke alam.

Pelatihan pembuatan sabun organik dari daun kelor (Sumber gambar: Galeri Penulis)
Pelatihan pembuatan sabun organik dari daun kelor kepada pemuda Kelurahan Kedungwuni Timur (Sumber gambar: Galeri Penulis)

Sejalan dengan hal tersebut, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro di Kelurahan Kedungwuni Timur, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, mengajak masyarakat untuk bisa memanfaatkan daun kelor menjadi sabun organik yang ramah lingkungan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dimulai dari kegiatan edukasi tentang pentingnya cuci tangan menggunakan sabun serta manfaat sabun organik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan sabun organik selama beberapa hari kepada pemuda dan dewasa Kelurahan Kedungwuni Timur, serta kegiatan ditutup dengan pemantauan secara berkelanjutan dan evaluasi keberjalanan program agar kedepannya lebih optimal.

Pelatihan pembuatan sabun organik secara door to door (Sumber gambar: Dokumentasi penulis)

Program tersebut disambut dengan baik oleh masyarakat kedungwuni timur dilihat dari antusiasme peserta serta niatan peserta untuk melanjutkan program kedepan. Hal itu juga diungkapkan oleh Khusnul Marom, ketua organisasi pemuda IPNU (Ikatan Pelajar Nadlatul Ulama) Kelurahan Kedungwuni Timur.

“Program yang dilaksanakan sangat menarik dan membuat masyarakat menjadi termotivasi untuk mengikuti program lebih lanjut” Ucap Marom.

Oleh : Khoirul Ma’arif (S1 – Teknik Kimia 2017)

Editor : Nikie Astorina Yunita Dewanti, S.KM, M.Kes