Kompos Takakura, Solusi Dilema Penumpukan Sampah Hijau Rumah Tangga

Semarang (24/01/2021), Di tengah pandemi virus Covid-19 ini Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan kebijakan baru yang berbeda. Kebijakan nya adalah mahasiswa melaksanakan KKN mandiri di daerah tempat tinggal masing masing dengan mengusung tema Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Menyesuaikan dengan tema tersebut maka saya memutuskan membantu warga dalam mengolah sampah hijau rumah tangga mereka melalui video edukasi pengomposan dengan Metode Kompos Takakura.

Hal pertama yang dilakukan saya adalah dengan meminta izin kepada kelurahan (Bulusan), setelah mendapat izin dan berkoordinasi dengan kepala lurah setempat didapatkan ringkasan langkah yang harus dilakukan. Langkah awalnya adalah dengan membuat video pembuatan Kompos Takakura secara step by step dan selanjutnya hasil video diserahkan ke kepala lurah Bulusan yang nanti sesuai instruksi beliau yang akan menyebarkan video hasil nya ke grup WhatsApp RT/RW Bulusan dan Instagram beliau.

Gambar 1. Keranjang Kompos Takakura

Metode kompos Takakura merupakan cara mudah dan sederhana dalam mengolah sampah organik hasil rumah tangga. Selain dalam rangka menjaga lingkungan, pembuatannya yang mudah dan dapat dilakukan sendiri, dapat menambah kegiatan bagi warga selama kondisi rawan saat ini dimana masyarakat diminta agar lebih banyak melakukan aktifitas di rumah. Pembuatan pupuk kompos ini menggunakan metode Takakura dengan bahan utama sampah organik rumah tangga dengan bahan pendukung seperti sekam padi, pupuk kompos setengah jadi, starter EM4.

Penulis : Raden Al Iman (Teknik Lingkungan – FT)
DPL : Sukiswo, ST., MT.