Harga Bahan Pangan Ditengah Pandemi yang Semakin Mencekik? Mahasiswa KKN Undip di Batang Hadirkan Solusi Dengan Membuat Pojok Sayur.
Batang (24/01) pelaksaan KKN di tengah pandemi Covid ini memang membatasi mahasiswa untuk melakukan program dengan melibatkan banyak orang. Terlebih lagi angka Covid di Kabupaten Batang yang perhari semakin melonjak. Hal tersebut juga diiringi dengan datangnya musim penghujan yang membuat banyak petani cabai dan sayur-sayuran mengalami gagal panen sehingga menyebabkan melonjak pula harganya dipasaran. Harga yang naik dan kondisi pasar yang ramai, dan kondisi masih dalam masa pandemi, hal tersebut seakan menjadi pukulan yang bertubi-tubi kepada masyarakat. Menanam kebutuhan bahan pangan sendiri merupakan salah satu langkah yang tepat saat pandemi guna meminimalisir kontak dengan orang lain ketika di pasar, juga untuk menghemat pengeluaran karena harga bahan pangan yang semakin naik.
Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro bimbingan Farid Agushybana, SKM, DEA, Ph.D, yang berlokasi di Dukuh Sogo, Desa Sidayu, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Membuat Pojok Sayur. Pojok Sayur ini dibuat bertujuan sebagai daya dukung Program Pemerintah Jawa Tengah yaitu Jogo Tonggo. Program Jogo Tonggo ini di galakkan oleh pemerintah provinsi untuk menanggulangi masalah penyebaran covid di Jawa Tengah. Jogo tonggo yang sudah berjalan akan membutuhkan keaktivan masyarakatnya secara langsung, dengan dibentuknya satgas untuk penanganan Covid di tingkat RW. Dengan melihat bebrapa kasus yang sudah terjadi di Desa Sidayu, ODP maupun PDP yang masih isolasi diri di rumah akan dijauhi karena adanya stigma negatif di masyarakat. Sementara itu, mereka juga perlu untuk belanja bahan makanan namun dengan kondisi yang tidak memungkinkan yang mengharuskan mereka mengisolasi diri. Dengan program Jogo Tonggo tersebut mensosialisasikan bahwa menjaga jarak itu penting, namun tidak dengan jarak persaudaraan antar warga desa.

Oleh karena itu pojok sayur ini dibuatatas dasar kepentingan tersebut, untuk nanti sedikitnya dapat membantu masalah lonjakan harga bahan makanan khususnya sayuran dan cabai, juga untuk membantu keluarga yang sedang mengisolasi diri. Apa itu Pojok Sayur? Pojok Sayur yaitu sebuah tempat yang digunakan untuk menanam banyak sayuran yang hasilnya untuk kepentingan bersama dan untuk membantu warga yang terdampak Covid secara langsung. Dengan program tersebut yang dengan menggunakan media tanam pupuk kandang, tanah dan polibag ini akan lebih memudahkan dalam hal perawatannya dan tidak memerlukan lahan yang luas. sayuran yang ditanam bermacam- macam antaralain : sawi hijau, caisin, tomat, cabai dan daun bawang.

Sebelum penanaman kita memerlukan pupuk kandang dan disini yang dipakai pupuk dari kandang ayam yang sudah bercampur dengan sekam padi. Sehingga hanya perlu dicampur dengan tanah dengan perbandingan tanah 1 : pupuk 2. Hal ini untuk memudahkan pertumbuhan tanaman. Untuk polibag digunakan yang ukuran 25cm yang cukup untuk penanaman sayur dan sebagainya. Yang kemudian masukkan tanah yang telah tercampur lalu diamkan sekitar 3 hari agar tanah dan pupuk menyatu terlebih dahulu, baru kemudian dapat ditanami sayur dsb. Kemudian ditempatkan di lantai dua tempat menjemur pakaian yang cukup luas, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam perawatan karena akan menjauhkan dari hama tanaman yang biasanya akan lebih banyak jika hanya didiamkan diatas tanah. (lihat gambar 1.)

Dari proses persiapan media tanam sampai menanam, tidak memerlukan banyak tenaga sehingga dalam prosesnya bersama dengan remaja, dan anak-anak usia sekolah yang ada di Dukuh Sogo yang selama ini hanya belajar dirumah, di ajak untuk berkegiatan menanam seperti ini membuat mereka sangat tertarik untuk sekali-kali berkegiatan sekaligus belajar diluar rumah. Dengan hanya beberapa anak saja sekaligus mencegah timbulnya kerumunan. Dengan kegiatan menanam ini yang dengan tujuan mendukung program Jogo Tonggo dapat dilakukan dan merangkul setiap kalangan untuk aktiv didalamnya. Yang nantinya hasil dari semua sayurnya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat Dukuh Sogo.

penulis : Ari Setiaji