MADING SASTRA: SARANA MENGGALAKKAN BUDAYA LITERASI DI MASYARAKAT
Wonogiri (18/01/2021) – Universitas Diponegoro (UNDIP) pada awal tahun 2021 menerjunkan sekitar 2000 mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) untuk Tim I Periode 2021. KKN kali ini dilaksanakan di kampung halaman atau biasa disebut dengan “KKN Pulang Kampung”. Pelaksanaan KKN secara daring ini sudah kali kedua bagi UNDIP. Tema KKN yang diusung yaitu “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 yang Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)”. Dengan adanya pandemi Covid-19, tentunya KKN di kampung halaman dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan.
Istina Rahmawati, mahasiswa KKN UNDIP asal Desa Sambiroto, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri membuat program pengembangan inovasi desa untuk meningkatkan literasi melalui mading sastra. Dengan adanya mading sastra, diharapkan program tersebut mampu menjadi tempat bagi masyarakat untuk menyalurkan hasil dari kreativitas menulis mereka. Mading tersebut diletakkan di tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat yaitu di Wisata Air Soka Nandi. Wisata Air Soka Nandi merupakan wisata desa Sambiroto yang memanfaatkan sumber mata air sekitar. Wisata tersebut menjadi tempat strategis untuk mengenalkan literasi melalui mading sastra. Dengan adanya mading sastra ini, masyarakat bisa ikut berpartisipasi mengirim karya berupa puisi, cerpen, dongeng, dan lainnya serta menjadikan bahan bacaan bagi masyarakat atau pengunjung.
Sementara itu, untuk mengirimkan karya bisa melalui media sosial yang telah tercantum di mading sastra. Untuk proses pengiriman cukup mengirimkan teks karyanya yang akan dimuat di mading sastra, tahap selanjutnya menjadi tanggung jawab pelaksana program. Agar tidak kehujanan, karya sastra yang akan di tempel dilaminating terlebih dahulu. Penyebaran informasi juga dilakukan melalui media sosial untuk menarik masyarakat agar banyak yang berpartisipasi. Semua orang bisa mengirimkan hasil karya mereka dan tidak ada batasan tema, namun tetap harus menggunakan bahasa yang sopan dan tentunya tidak sara.
Sukatmo selaku Kepala Desa Sambiroto mengatakan bahwa program mading sastra ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan attention dari anak-anak kalangan muda untuk berkarya dan semakin gemar membaca. “Saya sangat berterima kasih dengan adanya program ini Mbak, betul-betul sangat bermanfaat sekali karena bisa meningkatkan attention dari anak-anak kalangan muda untuk terus berkarya dan semakin mau membaca terkait dengan karya-karya sastra. Sehingga program ini memberi kontribusi atau wawasan maupun ilmu-ilmu nya untuk anak-anak muda terutama di warga Sambiroto dan para pengunjung wisata” tuturnya.
Salah satu pengunjung yang bernama Widya Pangestika mengatakan mading sastra ini sangat diperlukan untuk meningkatkan budaya gemar membaca bagi masyarakat dan pengunjung, sehingga tidak hanya wisata saja tapi juga bisa belajar melalui karya yang ada di mading sastra tersebut.
Suryaningsih, salah satu pengirim puisi mengatakan bahwa dengan adanya mading sastra ini sangat bermanfaat bagi dirinya.
“Menurutku sih, program ini bagus. Bermanfaat banget, karena aku ada beberapa karya yang hanya tak simpan dan bingung mau mengirim karya lewat apa. Aku juga udah beberapa kali mengunjungi wisata ini, dan baru kapan itu ada papan mading sastra, jadi saya kirim aja langsung” ujar Suryaningsih.
Sukatmo juga menambahkan dengan adanya mading sastra ini diharapkan menjadi tempat atau wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat menulis mereka. “Harapan kami itu menjadi tempat generasi muda dalam menyalurkan bakat menulis dengan berkarya di mading sastra tersebut. Selain itu, kami berharap mading tersebut dapat meningkatkan kemauan membaca bagi masyarakat atau pengunjung entah itu dari segi budaya, cerita, dongeng dan lainnya. Sehingga akan lebih mencerdasakan generasi muda Sambiroto dan pengunjung” tambah Sukatmo.
Program mading sastra ini sudah berlangsung sejak tanggal 18 Januari 2021. Di setiap minggunya, dijadwalkan selalu ada karya terbaru sehingga pembaca tidak akan bosan. Dengan adanya mading sastra ini diharapkan dapat menjadi budaya baru dalam membangkitkan literasi di tengah masyarakat.
Penulis: Istina Rahmawati (Fakultas Ilmu Budaya-Sastra Indonesia)
DPL: Dr. Ir. Eny Fuskhah., M.si