Perjuangan Hindia Belanda Mengatasi Wabah Penyakit
Bojong Gede, Kabupaten Bogor (03/02/2021) — Masa pandemi melanda dunia akibat mewabahnya Virus Covid-19. Virus ini pertama kali menyebar di Kota Wuhan, Cina dan kemudian menyebar di banyak negara dalam waktu yang sama. Virus Covid-19 menyebar di Indonesia pertama kali setelah dilaporkannya dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terjangkit Virus Covid-19 setelah melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang positif Covid-19. Kemudian laporan kasus terus meningkat hingga tanggal 29 Januari 2021, Virus Covid-19 telah menjangkit lebih dari 1 juta orang di Indonesia.
Berbagai sektor di masyarakat terkena dampak dari Covid-19, salah satunya yaitu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Periode 2021. Pelaksanaan ini diikuti sebanyak 2.717 mahasiswa dan ditempatkan di lokasi domisili peserta KKN. Kegiatan yang semula dilaksanakan berkelompok, kini harus dilakukan mandiri guna mencegah penyebaran Virus Covid-19. Salah satu peserta KKN bernama Fildza Andita Meirina didampingi oleh dosen pembimbing Bapak Muhyidin S,Ag, M.Ag, MH melaksanakan kegiatan KKN di Komplek Lipi, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Fildza mengajak warga RT 04/11 Komplek Lipi untuk mencegah dan menghentikan laju penyebaran Covid-19 melalui pembelajaran sejarah. Wabah Covid-19 bukanlah satu-satunya wabah penyakit yang pernah terjadi di Indonesia.
Pada masa Hindia Belanda, wabah penyakit telah banyak menjangkit masyarakat dan menyebabkan banyak kasus kematian, diantaranya yaitu Kolera, Pes, Influenza, dan sebagainya. Wabah penyakit tersebut merupakan wabah penyakit yang dapat ditularkan antar-manusia. Wabah penyakit dapat dipelajari dalam disiplin ilmu sejarah dengan tujuan untuk merekonstruksi peristiwa dari wabah penyakit kepada masyarakat, mengkaji bagaimana penyebaran wabah penyakit masa Hindia Belanda, serta upaya yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda dan masyarakat dalam mengatasi wabah penyakit. Edukasi ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat di Komplek Lipi melainkan juga kepada masyarakat yang lebih luas.
Langkah awal dalam pelaksanaan program ini yaitu dengan melakukan sosialisasi bersama warga melalui door-to-door atau dari pintu ke pintu rumah warga. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan wabah penyakit apa saja yang terjadi pada masa Hindia Belanda, seperti Kolera, Pes, dan Influenza. Kemudian menjelaskan gejala serta upaya yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda dan masyarakat kala itu dalam mengatasi wabah penyakit tersebut. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan dengan memberikan infografis beberapa wabah penyakit yang mematikan masa Hindia Belanda dan dibagikan kepada warga di Komplek Lipi.
Manfaat dari adanya edukasi pembelajaran sejarah wabah penyakit masa Hindia Belanda yaitu mengajak masyarakat di Komplek Lipi untuk menjadikan ilmu sejarah tidak hanya sebagai cerita masa lalu melainkan sebagai pedoman di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Edukasi pembelajaran sejarah wabah penyakit masa Hindia Belanda mendapatkan respon positif dari masyarakat di Komplek Lipi. Hal ini dikarenakan banyak hal yang ternyata bisa dimanfaatkan dari mempelajari sejarah sebagai pedoman yang dapat digunakan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Warga juga berharap pembelajaran sejarah dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas guna menyebarkan ilmu pengetahuan di tengah pandemi.
Penulis: Fildza Andita Meirina (Ilmu Sejarah)
DPL: Muhyidin, S.Ag, M.Ag, M.H