NASIONALISME HILANG AKIBAT GLOBALISASI DAN PANDEMI! MAHASISWA ANTROPOLOGI KEMBALI MENANAMKAN RASA NASIONALISME MELALUI LOMBA MEWARNAI
Indonesia merupakan Negara dengan keanekaragaman yang berlimpah. Keanekaragaman Indonesia dapat terlihat dari banyaknya suku, bahasa, seni, dan juga budaya. Oleh karena itu kita perlu untuk menjaga kelestariannya agar tidak hilang seiring berjalannya waktu. Pelestarian ini tidak hanya berniat untuk sekedar mempertahankan budaya saja, tetapi selain itu melestarikan budaya dan semua keanekaragaman yang ada di Indonesia dapat menanamkan rasa nasionalisme dan juga cinta tanah air. Salah satu yang harus dilestarikan adalah tarian daerah, baju adat, serta upacara adat yang ada dimasing-masing daerah. Tarian daerah, baju adat, serta upacara merupakan sebuah seni budaya.
Seni budaya sendiri biasanya dilakukan secara turun temurun, generasi ke generasi. Pengertian seni budaya secara umum adalah segala sesuatu yang dibuat manusia yang memiliki unsur keindahan yang mampu meningkatkan perasaan orang lain. Istilah seni sendiri diambil dari kata sansekerta yang memiliki arti persembahan, pemujaan, dan pelayanan yang erat dengan suatu upacara keagamaan yang disebut kesenian. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil interaksi kehidupan bersama.
Pada masa yang serba digital ini, arus globalisasi semakin kuat sehingga terjadi pergeseran nilai dan juga banyak ditinggalkannya seni budaya Indonesia asli. Dengan latar belakang tersebut penulis membuat program yang berjudul “Penanaman Budaya dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Anak Usia Dini di Era “New Normal” Melalui Daring”. Alasan dibuatnya program ini adalah untuk menanamkan kembali pengetahuan dan rasa cinta akan kebudayaan Indonesia yang beragam, serta selain itu dimasa pandemic ini kita hidup dengan kebiasaan-kebiasaan baru, oleh karenanya penulis menyatukan antara penanaman rasa cinta dan bangga sekaligus menanamkan kebiasaan baru yang disebut adaptasi kebiasaan baru.
Program ini merupakan program yang berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) yang memasuki sektor Quality Education (pendidikan berkualitas). Program KKN ini menargetkan anak usia dini sebagai sasaran program, dengan alasan penanaman nilai budaya sejak dini bisa menanamkan nilai saling menghargai dan nasionalisme yang tinggi di kemudian hari. Program ini cukup menarik karena dijalankan dengan mengadakan lomba mewarnai. Lomba mewarnai yang diadakan tentu saja dibuat hanya untuk menarik peserta edukasi yang dijalankan. Program ini dilakukan pada Sabtu, 30 Januari 2021, dan dilakukan secara daring, dengan platform Google-meets. Penulis membuka pendaftaran lomba pada Selasa, 26 Januari hingga 29 Januari 2021, peserta yang tertarik mengikuti edukasi bertajuk lomba ini diharapkan mengisi form pendaftaraan yang sudah dibuat.
Edukasi dan lomba ini tadinya diikuti oleh 15 peserta, hingga pada saat pelaksanaan berkurang hanya menjadi 10 peserta. Hal ini dikarenakan jadwal yang bertabrakan dengan aktifitas anak usia dini lain yang mengharuskan menggugurkan serangkaian acara program ini. Pada hari pelaksanaan, Google-meets dimulai pada pukul 9.30 dengan melakukan beberapa persiapan. Lalu lomba mewarnai dimulai pada pukul 10.00 hingga pukul 12.00. Edukasi disampaikan disela sela peserta lomba mewarnai berlangsung, mulai dari adaptasi kebiasaan baru, dan diikuti dengan edukasi penanaman nilai budaya Indonesia.
Saat perlombaan selesai, maka di pilihlah 3 pemenang sebagai juara lomba mewarnai yang diadakan. Lalu MC mengumumkan untuk mengambil hadiah untuk para juara dan juga seluruh peserta yang mengikuti program tersebut pada hari berikutnya yaitu hari Minggu, 31 Januari 2021 yang bertempat di Masjid Al-Falah Rw.04 Kelurahan Kramas. Pembagian hadiah ini merupakan rasa terimakasih penulis yang sebesar-besarnya terhadap antusiasme peserta yang sudah mengikuti serangkaian acara dengan baik dan tertib.
Dengan berlangsungnya program ini penulis berharap bahwa ilmu yang diberikan akan memberikan kegunaan bagi para peserta dalam menjalani hari hari kedepannya. Harapan penulis dengan adanya program ini, para peserta dapat memberi contoh tentang rasa bangga, nasionalisme serta sikap adaptasi kebiasaan baru terhadap orang disekitarnya.