Ayuh Dolanan Dakon Lur!

Gombong (05/2) Mahasiswi KKN Mandiri TIM 1 Universitas Diponegoro tahun 2020/2021 bimbingan Dr.rer.nat Thomas Triadi Putranto, ST, M.Eng, mengajarkan permainan tradisional dakon kepada anak – anak disekitar wilayah RT 03/RW III Desa Kemukus, Kecamatan Gombong.

Kegiatan ini dibentuk atas dasar pengamatan dimana permainan tradisional kini sudah mulai digantikan oleh kehadiran game online yang sangat disukai oleh anak-anak dari berbagai kalangan usia. Bahkan disekitar wilayah RT 03/RW III Desa Kemukus, sangat jarang ditemukan anak – anak usia TK, SD, maupun SMP yang masih bermain permainan tradisional, kebanyakan dari mereka kini lebih gemar memainkan game online dari smartphone ataupun datang ke warung internet (warnet) untuk bermain game. Kehadiran game online ini semakin membuat permainan tradisional Jawa Tengah semakin kehilangan eksistensinya. Anak-anak kini lebih gemar memainkan game online dari gadget mereka ataupun milik orang tua mereka, bahkan rela menyisihkan uang jajan untuk membeli kuota atau pergi ke warnet demi bermain game online.

Salah satu permainan tradisional yang kini sudah jarang dimainkan yaitu dakon atau congklak. Dakon merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang dengan memanfaatkan biji – bijian dan papan kayu yang memiliki lima sampai tujuh cekungan sedang dan dua cekungan besar. Karena tidak terlalu populer dikalangan anak – anak pada saat ini, maka sebelum saya mengajarkan cara bermain dakon kepada anak – anak sembari mempraktikannya langsung pada hari Senin, 01 Februari 2021 hingga 04 Februari 2021 yang berlangsung dikediaman Bapak Ngaliman. Cara bermain permainan dakon cukup mudah, setiap cekungan masing – masing sedang diisi dengan tujuh biji dakon kemudian pemain melakukan suit untuk menentukan siapa yang akan bermain lebih dulu, setelah itu pemain yang menang bebas memilih akan memutar biji dakon yang ada pada barisnya dan berjalan searah jarum jam dan setiap melewati cekungan besar miliknya harus mengisi satu biji dakon. Jika biji dakon berakhir pada cekungan yang masih berisi biji dakon, maka pemain masih berhak untuk melanjutkan permainannya hingga biji dakon berhenti dicekungan besar atau cekungan sedang yang kosong.

Permainan Dakon

Bermain permainan dakon juga membutuhkan strategi supaya bisa memenangkan biji dakon milik lawan atau bisa “bum” biji dakon milik lawan, dibutuhkan kecermatan dan juga ketelitian dalam memilih biji dakon mana yang akan diputar dan cekungan sedang mana yang kiranya bisa di “bum” sehingga biji dakon milik lawan bisa kita miliki. Pemain dengan biji dakon terbanyak akan memenangkan permainan ini. Beberapa anak cepat memahami bagaimana cara bermain dan beberapa aturan dalam permainan dakon dan mampu memainkannya bersama dengan teman – teman lainnya. Selain anak – anak, beberapa tetangga saya juga tertarik untuk ikut bermain dakon karena mengingatkan mereka akan permainan masa kecil mereka dulu. Anak – anak juga terlihat semakin tertarik dengan permaiann dakon ini, terlihat dengan antusias mereka yang datang dan mengajak untuk bermain dakon bersama dengan teman – teman lainnya. Karena biji dakon sering disentuh tangan, maka setiap akan dimainkan atau ketika akan berganti pemain, biji dakon dan papan dakon disemprot disinfektan dan pemain yang akan bermain juga menggunakan hand sanitizer sebagai salah satu upaya pencegahan penularan COVID – 19.

Bermain permainan dakon ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan untuk meningkatkan eksistensi permainan tradisional Jawa Tengah, selain permainan dakon, beberapa permainan tradisional yang akan dikenalkan dan dimainkan bersama yaitu: lumpatan karet (lompat tali karet), sunda manda (engklek), dan cublak – cublak suweng. Harapannya dengan diadakannya kegiatan ini, anak – anak disekitar wilayah RT 03/RW III Desa Kemukus bisa lebih mengenal permainan tradisional Jawa Tengah dan mampu memainkannya sebagai pengisi waktu luang bersama dengan teman – teman lainnya sehingga permainan tradisional tetap bisa bertahan ditengah era global.

Nama : Rochmah Zeta P/ 13030117120009 / FIB – Sejarah

DPL : Dr.rer.nat Thomas Triadi Putranto, ST, M.Eng