Terampil di Kala Pandemi dengan Membuat Masker dari Kaus Bekas

Jakarta (25/01), di tengah-tengah pandemi, Universitas Diponegoro tetap mengutus mahasiswanya untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pelaksanaan KKN kali ini tentunya berbeda dengan yang pernah dilakukan sebelumnya. KKN Universitas Diponegoro yang berlangsung di masa pandemi ini dilaksanakan secara mandiri di domisili masing-masing. Tema yang diangkat dalam KKN ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)”. Oleh karena itu program-program yang dibuat mahasiswa berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan yang berkaitan dengan Covid-19. Program-program ini tentunya dilaksanakan secara mandiri dengan tetap menaati peraturan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Hal inilah yang dilaksanakan penulis di domisili asalnya yaitu di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Pusat.

Jakarta menjadi kota di urutan pertama dengan kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia. Penyebaran virus korona sangat cepat dan sulit dihentikan. Tingginya mobilitas masyarakat di Indonesia menjadi salah satu penyebab cepatnya penambahan kasus Covid-19 di Jakarta. Selain itu, seringkali terlihat banyak warga Jakarta yang tidak menaati protokol kesehatan (5M). 5M terdiri dari memakai masker, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Masih banyak warga Jakarta yang tidak memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Padahal masker dapat diperoleh dengan mudah bahkan dapat dibuat dari bahan yang mudah didapat di rumah masing-masing.

Masker dapat dengan mudah dibuat dari kaus bekas. Hal ini menjadi inspirasi penulis untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan masker dan pembuatan masker dari kaus bekas. Sosialisasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengajak anak muda di RT 05 Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Pusat, untuk membuat masker dari kaus bekas. Sosialisasi ini diadakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dengan peserta sebanyak 2-3 orang dan tetap menjaga jarak juga memakai masker. Sosialisasi pembuatan masker dari kaus bekas ini diharapkan dapat menambah kesadaran warga terhadap penggunaan masker. Hasil masker yang dibuat pun dapat langsung dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Aktivitas ini selain dapat menambah keterampilan warga, juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan di rumah selama masa pandemi.

Penulis: Gusti Kania P – Sastra Indonesia – Fakultas Ilmu Budaya

Dosen Pembimbing Lapangan: Muhammad Mu’in, S. Kep., M. Kep., Ns.S