Overload karena Jaga Jarak, Peserta KKN Usulkan Desain Post Pandemic Mosque

Jakarta (06/02/2021)COVID-19 telah menjadi bencana nasional dan kasus penularannya semakin melonjak di awal tahun 2021. DKI Jakarta misalnya, hingga Kamis (4/2/2021), terdapat penambahan kasus baru mencapai 3.632 kasus. Hal ini menjadikan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus tertinggi dI Indonesia (kompas.com). Dengan ini, maka masyarakat di Indonesia dihimbau untuk selalu menjaga protokol kesehatan guna menekan angka penyebaran COVID-19. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan physical distancing ketika berada dalam kerumunan.

Keadan terkini Mushola Assalafiyah
(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Contohnya pada Mushola Assalafiyah di lingkungan RT 006/02, Kelurahan Ulujami, kebijakan physical distancing telah diterapkan ketika melaksanakan sholat lima waktu dan kegiatan keagamaan lainnya. Tetapi, jika dilihat lebih jauh, terdapat masalah yang akan muncul berkaitan dengan berkurangnya daya tampung mushola akibat kebijakan ini. Pada saat Sholat Ied dalam kondisi normal pun, biasanya jamaah mushola melebihi kapasitas yang ada. Kapasitas ini tentunya akan overload ketika physical distancing diterapkan pada Sholat Ied mendatang.

“(Keadaan) ini semisal Sholat Ied nanti, pastinya bakal penuh dan gak nampung kapasitasnya, Mas. Jadinya, jamaah akan sholat di jalanan (gang) ini. (Maka dari itu) bagusnya sih di atas (serambi) ini di bikin lantai beton aja. Secara rutinitas pun bisa digunakan untuk pengajian TPQ dan acara lainnya juga.”

(Firman, Ketua Pengurus Mushola Assalafiyah)

Overload kapasitas semestinya tidak terjadi, mengingat area sekitar mushola tidak memungkinkan untuk menampung sisa jamaah yang ada. Jika jamaah dipaksakan untuk masuk ke dalam mushola, resiko penyebaran COVID-19  tidak dapat terelakkan. Penambahan kapasitas dengan menambah jumlah lantai diharapkan menjadi solusi tepat kurangnya kapasitas mushola ini.

Menanggapi hal tersebut, Putra Khairus Sidqi (21), mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro mengusulkan untuk membantu Pengurus Mushola Assalafiyah dengan merancang desain pengembangan Mushola Assalafiyah dengan konsep Mushola Paska Pandemi (Post Pandemic Mosque). Pada konsep Mushola Paska Pandemi, masalah-masalah yang ada akibat pandemi COVID-19 direspon dengan memberikan gagasan-gagasan yang solutif. Misalnya, permasalahan physical distancing akan diselesaikan dengan penambahan lantai. Selain itu, di lantai kedua nantinya akan dibuat tempat bersuci, sehingga jumlah area bersuci akan bertambah dan akan mengurangi kerumunan.

Pemanfaatan cahaya alami juga sangat diperlukan dalam mencapai bangunan mushola yang sehat. Oleh karena itu, ruang sholat utama pun akan ditambah ketinggian ruangannya agar mampu menangkap cahaya dari luar bangunan. Selain itu, pada area akses samping dan ruang wudhu bawah akan menggunakan atap polikarbonat trasparan. Di sepanjang dinding serambi, akan ditempatkan juga banyak glass box. Dan di lantai dua, dindingnya akan menggunakan bata yang ditata berlubang. Semua pemanfaatan cahaya ini merupakan solusi agar bangunan mushola menjadi lebih menyehatkan.

Menyetujui usulan dari mahasiswa, pihak Pengurus Mushola Assalafiyah pun telah menyediakan alat yang akan langsung digunakan oleh peserta KKN untuk mengukur keadaan terkini bangunan. Pengukuran dilakukan pada 6 Januari 2021 pukul 08.00 WIB. Dari pengukuran ini dapat diketahui batas-batasan lahan yang akan dirancang pengembangannya.

Proses diskusi progress dengan Pengurus Mushola Assalafiyah dan Ketua RT 006
(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Konsultasi dengan pihak Pengurus Mushola Assalafiyah dan Ketua RT 006 menjadi kunci penting dalam mewujudkan hasil rancangan desain yang berkesesuaian. Dimulai dari pembuatan denah, agar biaya yang dikeluarkan tidak begitu besar, keadaan denah lantai satu sebisa mungkin tetap menggunakan tata letak ruangan yang ada.

Dengan luasan lahan yang kecil, keluwesan dalam penataan lahan agar pemanfaatannya efektif sangatlah penting. Lantai kedua dibuat tidak terlalu tinggi agar jumlah anak tangga pun dapat dikurangi. Ketinggian atap di ruang sholat utama pun dinaikkan agar dapat memaksimalkan pencahayaan alami bangunan yang berada di dalam gang kecil ini.

Hingga akhir proses pengerjaan program ini, tanggapan dari para Pengurus Mushola Asalafiyah dan Ketua RT 006 pun sangatlah positif. Mereka berharap usulan pengembangan mushola ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi warga RT 006 terhadap Mushola Asalafiyah kedepannya.

“Terimakasih banyak, Mas Putra. Sebagai warga sini udah bisa bantu-bantu kami. Semoga semisal nanti ada biayanya, mushola ini bisa dikembangkan. Dan mungkin kedepannya karena jumlah warganya makin banyak, mushola ini bisa saja menjadi masjid.”

(Sarwono, Ketua RT 006/02)
Ilustrasi Desain Pengembangan Mushola Assalafiyah
(Sumber: Dokumentasi Penulis)

Penulis : Putra Khairus Sidqi
Dosen Pembimbing : Alan Prahutama, S.Si., M.Si.