Biopori vs Cuaca Ekstrem, Siapa Menang?

PENCEGAH BANJIR: Pemasangan lubang resapan biopori oleh Aditya (kiri) dan teman-temannya di Kelurahan Tanjungsari, Rembang.

            Rembang, (10/2) – Cuaca ekstrem yang melanda di hampir semua daerah di Indonesia beberapa waktu ini membuat banyak daerah dikepung bencana banjir. Pasalnya hujan deras yang terjadi selama beberapa hari ini tidak diimbangi dengan luas daerah tangkapan air yang memadai dan buruknya sistem drainase sehingga membuat air meluap hingga masuk ke permukiman warga. Belum lagi ditambah faktor penurunan tanah seperti di daerah Jakarta dan Semarang semakin menambah parah akibat banjir ini.

            Menyadari akan hal itu, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang saat ini juga sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Aditya Ilham Prastika, membuat tindakan preventif dengan membuat lubang resapan biopori. Dia mengatakan dengan dibuatnya lubang resapan biopori sedikit banyak akan membantu meminimalisasi potensi terjadinya banjir di desanya, yakni Kelurahan Tanjungsari, Rembang. Odi, sapaan akrab Aditya, juga menambahkan bahwa biopori yang dibuatnya baru 4 buah dan terletak di 1 titik. Dia berharap nantinya kegiatan ini dapat berlanjut dengan menambah biopori-biopori di seluruh daerah desanya sehingga dapat dirasakan manfaat biopori secara maksimal.

            “Ya memang untuk 4 buah biopori ini masih dibuat sebagai salah satu program kerja saya selama KKN, semoga aja nanti bisa bertambah hingga seluruh tanah kosong di des aini ter-cover dengan biopori sehingga kita dapat merasakan manfaatnya secara maksimal”, ujar Aditya.

            Sebagai informasi, lubang resapan biopori merupakan adalah lubang resapan yang dibuat dari pipa pvc dengan diameter 4” sedalam 1 meter dan berjarak antar lubangnya sejauh 50 cm. Biopori memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan luas resapan air, menyuburkan tanah, mencegah banjir, hingga untuk membuat pupuk kompos.

“Walaupun selama saya tinggal disini, saya belum pernah merasakan banjir, tapi kan lebih baik mencegah daripa mengobati tho, hahahaha”, kata Aditya. “Apalagi biopori ini kan nggak cuman mencegah banjir, biopori juga membuat ekosistem tanah tetap terjaga dan juga kita bisa membuat pupuk kompos dari ini”, lanjut Aditya sambal menunjuk pipa biopori yang dibuatnya.

            Pelaksanaan KKN tim 1 Undip 2021 sendiri sudah mulai dilaksanakan dari 4 Januari hingga 16 Februari 2021 dengan mengusung tema KKN di desa masing-masing. Tema ini diusung mengingat kondisi di Indonesia yang masih dilanda pandemi covid-19 sehingga memaksa kegiatan KKN tahun ini mengalami perubahan. Namun demikian, mahasiswa diharapkan dapat mengambil esensi KKN special edition ini sama seperti KKN pada tahun-tahun sebelumya.

Penulis: Aditya Ilham P

Dosen pembimbing: Ir. Ibnu Pratikto, M.Si.