Cegah Sampah Plastik di Darat ke Laut, Mahasiswa KKN UNDIP 2021 Mengajak Warga Membuat Ecobrick
Semarang – (Minggu, 14/02/2021), KKN UNDIP Tim 1 yang dilaksanakan pada tanggal 4 Januari hingga 16 Februari 2021 dengan kondisi yang berbeda dari KKN sebelumnya. Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro periode I dengannbimbingan Dr. Ir. Suryanti, M.Pi melaksanakan program kerja ke II dengan kegiatan sosialisasi pemanfaatan limbah plastik rumah tangga dalam bentuk ecobrick guna mengurangi dampak buruk limbah plastik terhadap lingkungan terhadap ekosistem terutama ekosistem laut. Hal ini menjadi perhatian khusus dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s (Sustaina terbuang ble Development Goals) elemen ke 14 yang mengusung Life Below Water dimana berfokus pada keberlanjutan ekosistem laut. Sosialisasi ecobrick dilaksanakan di wilayah RT 08 RW 01 Kelurahan Sumurboto.
Sampah plastik merupakan sampah yang tidak dapat terurai secara alami dan berdampak pada lingkungan. Sampah plastik di darat akan dibakar atau berujung ke laut. Berdasarkan riset Dr. Jenna Jambeck (2015) yang dipublikasikan pada jurnal Science (www.sciencemag.org), Indonesia berada di posisi kedua negara penyumbang plastik ke lautan setelah Tiongkok. Adanya sampah plastik yang tidak dapat terurai secara biologis di laut dapat berdampak buruk pada ekologi laut. Kurangnya pengelolaan sampah plastik dapat berdampak bagi lingkungan terutama ekologi laut. Maka perlu dilakukan pengolahan sampah plastik menjadi lebih bermanfaat dimulai dari yang sederhana seperti pembuatan ecobrick. Pemanfaatan sampah plastik menjadi ecobrick diharapkan mampu mengurangi sampah plastik rumah tangga terutama pada lingkungan RT 08 RW 01 Kelurahan Sumurboto.
Sosialisasi pemanfaatan limbah plastik rumah tangga kembali merupakan program kerja dengan tujuan mengajak masyarakat memanfaatkan limbah plastik dalam bentuk ecobrick guna mengurangi dampak buruk limbah plastik. Ecobrick sendiri merupakan bata ramah lingkungan yang merupakan hasil pengolahan sampah plastik. Kata ecobrick berasal dari dua suku kata “eco” yang berarti lingkungan dan “brick” yang berarti bata. Ecobrick disebut “bata” hal ini dikarenakan fungsinya yang dapat menjadi alternatif pengganti bata konvensional. Ecobrick merupakan botol plastik yang di isi dengan limbah non-biological (limbah yang tidak dapat diurai) hingga padat dan keras.
Bahan-bahan untuk membuat ecobrick sangat mudah ditemukan di lingkungan sekitar, begitu juga dengan cara membuat ecobrick sangat mudah dipahami dan dipraktikan. Dalam pembuatan ecobrick bahan-bahan yang diperlukan berupa botol bekas, gunting, sampah plastik, dan tongkat. Langkah pertama dalam pembuatan ecobrick adalah mengumpulkan sampah plastik dan memilahnya. Lalu sampah plastik di gunting kecil-kecil dan usahakan memanjang agar sampah mudah dimasukkan ke dalam botol dan dipadatkan. Setelah itu padatkan sampah plastik dengan bantuan tongkat hingga seluruh bagian botol terisi dan tidak berongga. Ulangi pengisian potongan sampah plastik hingga botol terisi penuh dan padat. Ecobrick yang baik dan kuat tidak kempes dan mengeluarkan suara saat botol ditekan. Dalam pembuatan ecobrick terdapat ketentuan minimum berat dari ecobrik sesuai volume botolnya. majalahlovebird.net
Dengan adanya program sosialisasi pembuatan ecobrick diharapkan masyarakat khususnya warga di RT.08/RW.01 Kelurahan Sumurboto dapat mengolah sampah rumah tangga dengan menjadi ecobrick dengan baik yang dapat dimanfaatkan sebagai pot bunga, tatakan pot bunga, meja, kursi dan kreasi lainnya. Adanya pengolahan sampah yang baik membuat masyarakat menjadi peduli terhadap lingkungan dan ekosistemnya, terutama ekosistem laut.
Penulis : Elogia Livingstone B
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Suryanti, Mpi.