ZONA MERAH COVID, MAHASISWA KKN PUTAR OTAK BANTU PENANGANAN COVID-19 DI KELURAHAN JANGLI
Jangli – Selasa (13/7/2021) Setelah diterjunkan secara resmi, perwakilan mahasiswa KKN penempatan Kelurahan Jangli mengunjungi Kantor Kelurahan Jangli untuk bertemu langsung dengan jajaran pimpinan Kelurahan Jangli. Menyusuri wilayah Jangli, kami disuguhkan dengan pemandangan indah dari atas bukit, bersamaan dengan suasana damai yang menyelimuti seluruh wilayah. Tidak jarang kami menyapa warga yang sedang beraktifitas, menandakan kesan ramah yang dibawa oleh Kelurahan ini.
Setelah sampai, agenda kegiatan yang dilakukan adalah mengikuti rapat koordinasi bersama seluruh jajaran Kelurahan Jangli. Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Lurah Jangli, Ibu Maria Takndare, bersama Sekretaris Lurah Jangli, Bapak Hikmat. Rapat dibuka dengan salam dan perkenalan, baik dari pihak Kelurahan maupun pihak Mahasiswa KKN. Beberapa menit setelah rapat dibuka, Sekretaris Lurah menyampaikan bahwa ada beberapa pokok bahasan penting berkaitan dengan pelaksanaan KKN di wilayah Kelurahan Jangli, yang ujarnya akan berkaitan langsung dengan penanganan Covid-19.
“Total kasus positif di seluruh wilayah Kelurahan Jangli sudah mencapai kurang lebih 100 orang”, ujar Pak Hikmat. “Dengan turut menghitung keseluruhan populasi di wilayah Kelurahan Jangli, dapat dibilang jika Kelurahan Jangli sudah memasuki zona merah Covid-19.”
Menurut Pak Hikmat, kasus positif di wilayah Kelurahan Jangli didominasi oleh OTG (Orang Tanpa Gejala). Namun tidak sedikit juga yang bergejala, mulai dari gejala ringan, sampai gejala berat, serta tidak menutup kemungkinan korban akan kembali berjatuhan akibat Covid-19 yang akhir-akhir ini semakin mengganas. Hal ini pun berkaitan dengan ketersediaan fasilitas kesehatan di Kota Semarang, khususnya di Kelurahan Jangli, mengingat fasilitas kesehatan yang ada disekitar atau bahkan di kota Semarang saat ini sedang mengalami overload dikarenakan pasien gejala berat yang terus bertambah, bahkan harus sampai menyediakan tenda darurat di halamannya, karena ruang ICU yang penuh.
Lanjutnya, pihak Kelurahan beserta pejabat setempat pun sudah melakukan banyak hal untuk menekan kasus positif di wilayah ini. Bantuan sosial serta bantuan-bantuan lainnya sudah dikerahkan untuk menjangkau mereka yang positif serta yang membutuhkan. Namun, hal ini dinilai kurang efektif untuk memfasilitasi warga yang terpapar virus ini. Seringkali keadaan rumah warga tidak memungkinkan dan memadai untuk melakukan isolasi mandiri. Sehingga, sesuai dengan arahan Walikota Semarang, setiap Kelurahan harus mendirikan ruang isolasi mandiri yang nantinya dapat dipergunakan sebagai tempat isolasi terpusat, agar virus tidak lagi menyebar ke tempat-tempat lainnya.
Mendengar pemaparan ini, mahasiswa pun berkenan untuk membantu program kelurahan tersebut, sekaligus melaksanakan program-program kerjanya. Sesuai dengan arahan LPPM UNDIP, setiap program diharuskan berkaitan dengan penanganan Covid-19, sehingga di setiap program yang mahasiswa jalankan di Kelurahan Jangli, akan turut mendukung penanganan Covid-19 di Kelurahan Jangli. “Semoga apa yang kami lakukan dapat turut mendukung berkurangnya kasus Covid-19 di Kelurahan Jangli ya Bu, Pak…”, ujar salah satu mahasiswa.