Mahasiswa Undip Ajarkan olah sampah menjadi barang layak Guna ” Ecobrick “
Pati (13/7) – Pada era modern, penggunaan plastik tidak dapat dihindari lagi. Penggunaan plastik terbukti dapat memudahkan manusia dalam segala hal, mulai dari membungkus makanan, sebagai wadah barang barang, dan lain lain. Indonesia dengan jumlah penduduknya yang berjumlah 270 juta orang, merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbanyak di Dunia. Menurut analisis yang dilakukan Jambeck et al, pada tahun 2015, Indonesia penyumbang sampah plastik ke laut nomer dua terbanyak di dunia dengan mencapai jumlah 187,2 juta ton. Hal tersebut disebabkan karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, dan laju pertumbuhan penduduknya yang sangat pesat.
Kegiatan KKN TIM II tahun 2021 Universitas Diponegoro yang dilaksanakan di domisili mahasiswa masing masing, lebih tepatnya berlokasi di Desa Jakenan Kecamatan Kabupaten Pati. Pelaksanaan Program I dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2021. Kegiatan KKN Tim 1 ini mengusung tema “Sinergi Perguruan tinggi dengan Masyarakat di kala Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui kegiatan kuliah kerja nyata”. Salah satu Program yang dilaksanakan oleh mahasiswa Undip adalah membuat Ecobrick menggunakan sampah plastik dan botol bekas yang sudah tidak digunakan lagi.
Untuk meminimalisir pembuangan sampah plastik, dapat dilakukan bebrapa cara diantaranya adalah dengan melakuka daur ulang, pembentukan bank sampah, dan juga pembuatan ecobrick. Ecobrick merupakan istilah yang digunakan untuk menamai hasil pengolahan sampah plastik menjadi batu bata. Ecobrick terdiri dari dua kata, yaitu “eco” yang berarti lingkungan dan “brick” yang berarti bata. Ecobrick memiliki makna bata yang ramah lingkugan, karena ecobrick terbuat dari sampah plastik yang sudah tidak dipakai lagi. Ecobrick adalah botol plastik yang diisi oleh sampah plastik dan dipadatkan sehingga menjadi keras menggunakan stik/tongkat.
Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Eko-batu bata ini adalah teknologi berbasis kolaborasi yang menyediakan solusi limbah padat tanpa biaya untuk individu, rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Jika reuse dan reduce sudah sangat sulit, maka ecobrick merupakan solusi. Ecobrick mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastik. Ecobrick adalah cara lain untuk utilisasi sampah-sampah tersebut selain mengirimnya ke landfill (pembuangan akhir). Dengan ecobrick kita memiliki kesempatan untuk mengubah pengorbanan komunitas dan ekosistem dalam mencerna plastik. Kita dapat mengubah plastik menjadi bermanfaat bagi masyarakat dan ekosistem setempat. Karakteristik plastik yang sangat bermasalah digunakan yaitu longevity dan durability malah menjadi sesuatu yang dicari .
Ecobrick dapat digunakan menjadi material bangunan, mengingat karakteristiknya yang keras dan tahan air. Selain itu, ecobrick juga dapat dijadikan beberapa alat alat rumah tangga seperti meja, ataupun kursi. Sampai saat ini, program pembuatan ecobrick masih sampai pada tahap pengumpulan sampah plastik, dan proses membersihkan sampah plastik untuk selanjutnya dibuat menjadi ecobrick.
Alat yang dibutuhkan untuk membuat ecobrick adalah sampah plastik bekas, botol plastik bekas, gunting, lem dan juga stik dari kayu. Langkah langkah untuk membuat ecobrick adalah seperti berikut :
- Persiapkan Alat dan bahan yang di butuh kan.
- Siapkan Botol Bekas dan plastic sampah sesuai kebutuhan.
- Siapkan Juga alat gunting , Lem dann stik kayu.
- Cacah sampah plastic menjadi ukuran kecil- kecil.
- Masukan potongan plastic pada boto; yang sudah disediakan.
- Padat kan Volume botol dengan stick kayu.
- Warnai botol sesuai keinginan dan bentuk sesuai kebutuhan.
Dosen Pembimbing : Lusi Ardhiani, S.Psi.,M.Psi
Editor : Syahrial Varrel Cannavaro