Hobi Tanaman Hias? Alternatif Pupuk Cair Dari Rumput Laut Buatan Mahasiswa UNDIP
Srengseng Sawah, Jakarta Selatan (26/7) – Selama pandemi Covid-19 beberapa peraturan terkait pembatasan kegiatan yang melibatkan kerumunan dan pertemuan banyak orang telah diberlakukan oleh pemerintah pusat serta pemerintah daerah. Peraturan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan beberapa PPKM Mikro di sebagian daerah disahkan guna mengatasi penyebaran masif dari virus Covid-19. Selama diberlakukannya peraturan tersebut masyarakat dihimbau untuk sebisa mungkin melakukan kegiatannya dari rumah masing-masing. Bertepatan dengan diberlakukannya PPKM Jawa-Bali, Universitas Diponegoro ikut serta melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berlaku secara daring.
Selama melakukan kegiatan di rumah, masyarakat cenderung untuk mengeksplorasi hobi baru yang dapat mengisi kesenggangan ketika pekerjaannya telah selesai. Salah satu hobi yang dapat dilakukan di rumah ialah merawat tanaman hias. Hobi ini juga dilakukan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro bernama Bayu Aji Pratama yang bergabung dengan Tim II KKN UNDIP 2021. Sebagai mahasiswa yang berkegiatan KKN, Bayu yang berasal dari Departemen Ilmu Kelautan ikut mendukung para penggemar tanaman hias dengan membuat program pemanfaatan rumput laut sebagai bahan dasar pupuk cair. Rumput laut dapat menjadi bahan dasar pembuatan pupuk cair karena memilki beberapa kandungan mineral serta hormon pertumbuhan tanaman seperti auksin dan sitokinin.
Bayu menyampaikan, penggunaan rumput laut sebagai bahan dasar pupuk cair adalah implementasi pembelajaran ilmu kelautan dalam bidang pemanfaatan sumber daya laut yang mudah dan ekonomis. Rumput laut yang digunakan sebagai bahan dasar berjenis rhodophyta atau rumput laut merah yang bernama latin Gracilaria sp., jenis rumput laut tersebut banyak ditemukan di wilayah pantai utara Jawa. Pupuk cair dibuat dengan memfermentasi cacahan rumput laut bersama dengan sisa bahan makanan selama 1 minggu, fermentasi dilakukan dengan memanfaatkan agen bakteri komersil yang dapat dibeli di toko pertanian, pupuk cair yang telah jadi tersebut dibagikan kepada warga di Srengseng Sawah.
Penulis: Bayu Aji Pratama
DPL : Muhammad Mu’in, S.Kep, M.Kep, Ns.S