HEBOH!! MAHASISWA KKN UNDIP UBAH TEPUNG BERBAHAN DASAR RUMPUT LAUT MENJADI JELLY UNTUK MEMENUHI KECUKUPAN GIZI DI SAAT PANDEMI!

Sukorejo, Semarang (10/7), Mahasiswi Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim II KKN Undip 2021 membuat sebuah program “Pengolahan Makanan Jelly dari Karagenan untuk Memenuhi Kecukupan Gizi Keluarga dengan Mengoptimalkan Media Sosial, Media Cetak dan Melakukan Edukasi kepada Masyarakat” di lingkungan RW 08 Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. Program ini dilaksanakan oleh Devtiana Marchelia Ardang, Mahasiswi Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Program ini dilaksanakan dalam rangka KKN Tim II Undip yang dilaksanakan secara mandiri di tengah masa pandemi dengan tema KKN yang dibawa yaitu “Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembagunan Berkelanjutan (SDGs) Melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata”.

Pandemi yang sedang melanda seluruh dunia menuntut masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan pola hidup sehat. Jika dianalisis lebih dalam, tentunya hal tersebut memberikan dampak positif karena jika kita dapat menjaga pola hidup bersih dan pola hidup sehat maka penyakit akan menjauh dari tubuh kita. Namun, apakah cukup hanya dengan menjaga pola hidup bersih dan pola hidup sehat saja?

Melihat kondisi yang ada, mahasiswa KKN Undip II Desa Sukorejo mencoba mengenalkan kepada masyarakat setempat untuk pengembangan program desa yaitu pengolahan makanan jelly dari karagenan sebagai pemenuhan kecukupan gizi keluarga dengan mengoptimalkan media sosial, media cetak dan melakukan edukasi terhadap masyarakat. Pola hidup sehat sangatlah penting di masa sekarang ini. Kenapa sangatlah penting? Karena Salah satu bentuk upaya untuk meminimalisir kemungkinan terjangkit penyakit adalah dengan menjaga pola makan dan memenuhi gizi yang cukup. Program pengolahan jelly dari karagenan ini merupakan salah satu program yang mendukung kecukupan gizi keluarga di saat massa pandemi. Rumput laut yang digunakan adalah Eucuheuma cottonii dimana rumput laut ini dapat diolah sebagai polisakarida atau sering disebut juga tepung karagenan. Tak hanya itu, karagenan juga merupakan bahan alami dalam pembuatan makanan yang paling direkomendasikan karena Karagenan dapat meningkatkan emulsi daging dengan cara mengikat air yang terdapat dalam jaringan protein dan kemampuannya dikatakan lebih baik daripada interaksi kimia antara air dengan protein. Hal ini  menjadikan alasan olahan rumput laut yaitu karagenan tersebut dijadikan sebagai bahan pengenyal pembuatan makanan yang  berbahan dasar alami.

Program ini merupakan ajakan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kecukupan gizi dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk dikonsumsi. Jadi, mari kita bersama-sama saling mengingatkan dan mengedukasi ke kerabat bahwa dimasa pandemic seperti ini juga perlu untuk menjaga keseimbangan gizi. Makin giat untuk membuat makanan dari bahan alami salah satunya menggunakan tepung karagenan, makin membuat bumi tersenyum kembali. Dengan begitu, penurunan penularan virus pada masa pandemic ini dapat dilakukan. Pengolahan jelly dari tepung karagenan dilakukan dengan membuat video tutorial dan resep dalam bentuk infografis yang selanjutnya dibagikan kepada warga RT 01-04 RW 08 Kelurahan Sukorejo melalui Ketua RT setempat agar tidak mengundang kerumunan warga. Pendistribusian juga dilakukan lewat Ketua RT, ibu RT sangatlah antusias dalam pembuatan makanan jelly dengan bahan dasar dari karagenan. Bahkan ada yang dihias dengan menggunakan cetakan berbentuk hati, menambah olahan jelly dengan natadekoko, menambah pewarna yang cantik dan memvideo hasil pembuatan jelly yang sudah diterapkan. Hal tersebut merupakan ilmu yang akan dilanjutkan ke ibu-ibu dasa wisma RT 01-04 RW 08 Kelurahan Sukorejo untuk dibagikan kepada masing-masing warga, sehingga dapat memotivasi masyarakat khususnya pada ibu-ibu Dasa Wisma untuk mencari ide kreatif dan kedepannya dapat menggunakan bahan-bahan yang alami dalam pengolahan makanan.

Penulis   : Devtiana Marchelia Ardang

DPL       : Rosa Amalia, S.Pi.,M.Si. (FPIK)