TEMPE SEBAGAI PENINGKAT IMUNITAS DI MASA PANDEMI. MAHASISWA KKN MEMBERIKAN INOVASI OLAHAN TEMPE YANG SEDERHANA
Semarang (17/7) Pandemi Covid-19 saat ini kembali mencapai puncaknya atau dapat dikatakan sebagai pandemi gelombang ke-2. Virus yang menyebar saat ini telah mengalami mutasi dari virus Covid-19 sebelumnya yaitu dengan munculnya varian delta dan gamma. Virus yang semakin mengganas membuat masyarakat Indonesia khawatir akan kesehatan dan keselamatan diri sendiri maupun keluarga. Telah tercacat bahwa lebih dari 2 juta penduduk Indonesia telah terpapar Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak pemerintah maupun tenaga kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, salah satunya yaitu dengan adanya peraturan 5M (Menjaga Jarak, Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjauhi Kerumunan, dan Membatasi Mobilitas). Cara tersebut merupakan cara perlindungan diri dari luar. Kita juga perlu menerapkan perlindungan diri dari dalam yaitu dengan meningkatkan imunitas tubuh yang dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi pangan yang sehat dan bergizi atau disebut dengan pangan fungsional.
Pangan fungsional merupakan pangan yang memberikan dampak kesehatan bagi tubuh tanpa merusak cita rasa asli dari pangan tersebut dan tidak bersifat sebagai obat. Salah satu pangan fungsional yang sering kita temui dan konsumsi sehari-hari yaitu tempe. Tempe merupakan pangan olahan kedelai yang difermentasi menggunakan jamur Rhizopus sp. Tempe dikatakan sebagai pangan fungsional karena tempe mempunyai kandungan yaitu antioksidan yang berkhasiat sebagai anti radikal bebas dan sebagai peningkat imunitas. Hal tersebut menjadikan dasar bagi Aisyah Agis Rahmawati (21) Mahasiswa Teknologi Pangan UNDIP membuat inovasi olahan produk pangan berbahan dasar tempe sebagai upaya peningkat imunitas di masa pandemi.
Produk inovasi olahan tempe yaitu galantin tempe. Tempe yang biasanya diolah dengan cara digoreng membuat kandungan gizi dari tempe berkurang akibat adanya proses penggorengan menggunakan minyak dan bahkan menambah lemak jahat pada tempe. Galantin tempe yang diolah dengan cara dikukus dapat lebih mempertahankan kandungan gizi dari tempe tersebut. Selain itu, Tempe memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan ikan salmon. Hal tersebut menunjukkan bahwa makanan yang murah belum tentu tidak berkualitas jika ditunjau dari segi kandungan gizinya.
Sosialisasi galantin tempe dan khasiat tempe dilakukan dengan sistem daring menggunakan webinar via Zoom Meeting pada hari Sabtu (17/07/2021) yang dihadiri oleh ibu PKK RW.03 Kel. Mugassari Kec. Semarang Selatan. Sosialisasi selain pemaparan menggunakan webinar juga dilakukan dengan pembagian materi berupa video youtube dan brosur yang disebarkan melalui ketua RW.03 untuk kembali disebarluaskan ke seluruh warga RW.03 Kel. Mugassari.
Evaluasi terhadap program telah dilakukan dengan menyebarkan link Google Form yang kemudian diisikan oleh Ibu-Ibu PKK RW.03 yang mengikuti kegiatan webinar tersebut. Hasil survey menunjukkan dari 12 responden sebanyak 50% paham pengenai khasiat tempe dan 83,3% responden tertarik untuk membuat produk galantin tempe.
Dengan adanya pemaparan sosialisasi mengenai khasiat dan inovasi olahan tempe, diharapkan seluruh warga RW.03 Kel. Mugassari Kec. Semarang Selatan paham mengenai khasiat tempe dan tidak malu jika terus menerus makan tempe karena khasiatnya yang luar biasa bagi peningkatan imunitas terlebih di masa pandemi seperti saat ini.
Penulis :
Aisyah Agis Rahmawati
Editor :
Rosyida, S.P., M.Sc.